9 Ciri-Ciri Anak Cerdas Secara Interpersonal

Kecerdasan ini artinya adalah kecerdasan yang dimiliki oleh seorang dalam mengamati dan mengerti maksud, sikap dan perasaan orang lain. Kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan untuk memahami dan menghadapi sikap dan perasaan orang lain.

Biasanya hal ini ditunjukkan dengan ekspresi wajah, suara, gerakan tubuh yang dilakukan ortang lain.


Biasanya anak-anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik, maka ia akan cenderung bisa memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mereka mudah bersosialisasi di lingkungan sekitarnya.

Kecerdasan interpersonal biasa juga disebut sebagai kecerdasan sosial.




Sedangkan salah satu ciri-ciri atau tanda-tanda kalau buah hati kita adalah anak yang cerdas secara interpersonal adalah kemampuannya yang mudah bergaul kepada siapa saja. Bahkan sering disukai oleh kawan-kawannya.

9 Ciri-Ciri Anak Cerdas Secara Interpersonal


1. Mudah bergaul dan disukai oleh teman-temannya.

2. Mempunyai lebih dari 2 teman dekat.

3. Berani menjadi pemimpin.

4. Suka mengajari temannya tentang sesuatu hal.

5. Menjadi anggota suatu kelompok, klub atau semacamnya.

6. Mempunyai perhatian yang tinggi pada orang lain.

7. Senang bersosialisasi dengan teman sebayanya.

8. Mempunyai rasa empati yang baik terhadap orang lain.

9. Suka memberi bantuan kepada teman.

Anak-anak yang punya kecerdasannterpersonal yang baik juga akan mampu menjalin persahabatan yang akrab dengan teman maupun lingkungan sekitar.

Selain itu, ia juga mampu memimpin, menyelesaikan perselisihan antar teman, serta dapat mengorganisasi teman-temannya dan sebagainya.

Related Posts:

7 Ragam Manfaat Menjadi Pendengar yang Baik

Kadangkala kita sebagai orang tua tanpa sadar melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Misalnya saja kita menuntut agar anak mau mendengarkan perkataan kita. Tapi, apakah sebagai orang tua akan juga mau mendengar perkataan anak.

Rasanya tak adil bukan?


Keahlian atau kemampuan berkomunikasi adalah seni yang perlu dipelajari dan dipraktekkan sepanjang waktu. Karena hal itu tidak bisa dikuasai dan diakumulasikan dengan proses cepat atau hanya melalui bangku sekolah saja.

Jadi, tak ada salahnya jika anak diajarkan sejak dini karena ini berguna sekalintuk masa depannya nanti.

Sebaiknya melatih anak untuk menjadi pendengar yang baik sejak dini, bukan menunggu kalau anak sudah dewasa. Siapa yang tak senang memiliki anak yang mau mendengarkan perkataan orang tuanya.




7 Manfaat Menjadi Pendengar yang Baik


Menjadi pendengar yang baik memiliki banyak manfaat bagi anak, diantaranya adalah:

1. Anak bisa menguasai teknik komunikasi yang efektif.

2. Memahami pesan dari orang lain dengan akurat dan tepat.

3. Dapat melatih stumulasi pendengaran.


4. Melatih kemampuan observasi dalam memperhatikan gerak-gerik dan emosi orang lain.

5. Anak dapat menangkap informasi lebih lengkap.

6. Anak bisa bekerja secara efektif.

7. Anak mampu membina hubungan yang lebih baik dengan keluarga.

Anak akan dapat menangkap informasi yang lebih lengkap karena ia mendengarkan penjelasan dengan baik sebelum ia merespon atau berbicara.

Sehingga pada saat mengambil keputusan atas suatu masalah, ia bisa melakukannya dengan lebih efisien serta matang.

Related Posts:

10 Rahasia Anak Cerdas Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal artinya adalah kecerdasan yang terdapat pada anak yang berhubungan dengan kemampuan daya tahan, tak mudah menyerah, mampu mengenal dirinya sendiri serta mampu mengatasi permasalahan yang dialaminya.

Juga ada yang menyebutkan bahwa kecerdasan ini artinya peka terhadap perasaan, keinginan, dan ketakutan yang ada pada diri sendiri.


Selain itu, anak yang mempunyai kecerdasan intrapersonal tinggi, ia juga akan menyadari dengan baik kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya.

Sedangkan dalam arti yang sempit, kecerdasan intrapersonal ini merupakan kemampuan anak untuk mengenal dan mengidentifikasi segala keinginan dan emosinya. Sementara, secara luas, bisa diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki individu untuk memahami dirinya sendiri.

Mereka akan bisa mengetahui dengan baik tindakan apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk memotivasi dirinya sendiri.

Biasanya sih, anak yang cerdas intrapersonal juga bisa mengekspesikan perasaannya secara verbal maupun non verbal dengan baik. Mereka akan cenderung suka berpikir dan introspeksi dirinya sendiri, mengevaluasi dirinya terhadap suatu kejadian yang telah berlalu.

Hal inilah yang membuat mereka tampak penyendiri serta pendiam.

Meskipun demikian, kita harus memahami bahwa menyendiri di sini bukanlah mereka menunjukkan sikap antisosial. Mereka tetap bisa berinteraksi dengan orang lain, dan cenderung disukai karena sikapnya yang bisa memahami dirinya sendiri dan menyesuaikannya dengan kondisi orang lain.





10 Rahasia Anak Cerdas Intrapersonal


1. Tak mengalami masalah ketika harus belajar atau bermain sendirian.

Bagi mereka, belajar maupun bermain merupakan kegiatan yang bisa mereka lakukan meskipun hanya sendiri saja. Jadi mereka tidak akan keberatan kalau kita tak bisan menemaninya bermain.

2. Mempunyai perencanaan diri yang baik.

Ia cenderung mempunyai perencanaan yang baik dibandingkan dengan anak lain,dari sesuatu yang sederhana sampai sesuatu yang serius sekalipun.

3. Mampu bersikap mandiri.

Mereka bisa melakukan beberapa hal yang menyangkut kebutuhan mereka sendiri dan dilakukannya seorang diri pada waktu-waktu berikutnya. Kemandirian bisa mereka tunjukkan dengan melakukan beberapa aktivitas tanpa kehadiran orang lain di sampingnya.

4. Mempunyai kemauan yang keras.

Si anak akan mendefinisikan dirinya sendiri dengan apa yang dia gunakan dan dengan pilihan-pilihan yang dia buat. Ketika anak melakukan pilihan yang dia tentukan, ini merupakan sebuah keyakinannya untuk menjadi dirinya sendiri.



Memang secara sepintas cenderung tampak bersikap keras kepala, namun maksudnya bukan untuk menentang atau untuk memusuhi kita.

5. Mempunyai karakter dan kebiasaan tersendiri.

Mereka mengetahui kemampuan dan keadaan yang ada pada dirinya sendiri, mampu memahami dirinya sendiri, hal ini yang membedakan dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

Mereka tidak akan mudah terpengaruh ketika tidak sama dengan orang lain, sehingga anak seperti ini akan mempunyai karakter dan kebiasaan tersendiri yang berbeda dengan orang lain.

6. Bisa belajar dari kegagalan atau keberhasilan yang pernah dialami sebelumnya.

Pada umumnya, anak akan cenderung menyukai keberhasilan dan merasa takut menghadapi kegagalan. Tapi untuk anak yang cerdas, mereka akan berusaha belajar dari keberhasilan maupun kegagalan yang mereka alami.

7. Bisa mengekspresikan perasaan dengan baik.

Anak cenderung bisa mengekspresikan perasaan yang sedang dirasakannya secara verbal maupun non-verbal dengan baik. Misalnya saja ketika anak meninginkan sesuatu, maka mereka akan menyampaikannya dengan baik, tidak dengan cara merajuk ataupun menangis.

8. Memahami dengan baik kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

Karena bisa memahami dirinya, otomatis mereka akan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi di lingkungan sekitarnya.

9. Jarang membicarakan kegemaran atau pengalaman kepada orang lain.

Anak cenderung pendiam dan suka menyendiri merupakan salah satu kebiasaan dari ciri anak yang cerdas secara intrapersonl. Tujuan anak, agar bisa merenungi dan introspeksi dirinya sendiri.

Karena pendiam, mereka akan jarang membicarakan kegemaran dan pengalamannya kepada orang lain.

10. Mempunyai rasa penghargaan terhadap diri sendiri dengan baik.

Karena mereka memilikikemampuan untuk memahami dirinya sendiri, baik perasaan, kelebihan kekurangan maupun segala sesuatu yang menyangkut dirinya.


Mereka akan lebih mudah mengtasi konflik dan melawan tekanan negatif yang mereka terima. Selain itu, rasa penghargaan terhadap diri sendiri yang baik, membuatnya nyaman dan lebih bisa menikmati hari-hari yang mereka jalani.

Kita sebagai orang tua harus pandai membaca, mencermati bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh anak. Ketika ada sesuatu yang mungkin tampak berbeda dari biasanya, sebaiknya kita segera bertanya kepada anak.

Sikap yang lembut dan bersahabat tentu saja diperlukan agar buah hati kita merasa nyaman sehingga mereka bisa bercerita kepada kita tentang perasaannya, bukan malah memarahinya.

Related Posts:

9 Rahasia Anak Cerdas Linguistik

Kecerdasan linguistik artinya bahwa seorang anak mampu mengolah kata secara efektif baik itu lisan maupun tertulis. Ini merupakan salah satu kecerdasan yang amat penting buat anak.


Mengapa?
Karena kecerdasan jenis inilah yang turut andil berperan dalam menentukan cara berpikir anak. Pada umumnya, anak yang cerdas linguistik, mereka akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain.

Secara tak langsung, hal tersebut membuat anak mampu menempatkan diri dalam pergaulan sosial.

Selain itu, anak yang memiliki kecerdasan linguistik ini akan lebih mudah dalam memahami bahasa baru serta fokus dalam tiap permasalahan, tajam menganalisa, menyimpulkan dan menguraikan kembali dengan bahasanya sendiri.

9 Rahasia Anak Cerdas Linguistik


1. Sangat suka bercerita.

Mereka akan sangat senang bercerita, baik itu secara lisan maupun tertulis dan selalu tidak keberatan untuk berbagi cerita dengan orang lain.


2. Gemar membaca.

Untuk sebagian anak, membaca buku adalah kegiatan yang tidak disukainya, namun lain halnya dengan anak yang memiliki kecerdasan linguistik lebih.

3. Bisa menulis dengan baik.

Terlihat sekali kalau anak yang cerdas linguistik, akan suka juga dengan menulis, dan hasil tulisannya terbilang cukup baik.




4. Hasil karya tulisannya bagus.

Selain tulisannya baik, tapi juga bagus enak dipandang mata.

5. Selalu menyebutkan suatu kata atau rangkaian kata yang sulit diucapkan.

Kegemarannya dalam menyebutkan suatu kata atau serangkaian kata yang sulit diucapkan oleh orang lain yang seumur dengan dia.

6. Bisa berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain secara verbal.

Mereka bisa menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain dengan lebih baik ketimbang anak yang kecerdasan linguistiknya kurang.

7. Suka mendengarkan berita, cerita atau pernyataan lain secara lisan.

Ia akan sangat suka mendengarkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, entah itu berita ataupun gosip.

8. Mudah mengingat nama, alamat, tempat tinggal dan hal sepele lain.

Bahkan tetangga yang baru pertama kali dijumpainya pun, dia akan ingat namanya. Malah orang tua yang terkadang lupa akan namanya.

9. Menyukai permainan kata.

Anak yang cerdas linguistik sangat menyukai permainan yang berhubungan dengan kata, misalnya tebak kata, mencari huruf yang hilang, dan sebagainya.

Related Posts:

4 Masalah Anak Sekolah

Kenapa anak kita kok belakangan ini kayaknya malas belajar dan kayaknya pula, si anak kok tidak punya teman di sekolah, kenapa ya kok bisa begitu.

Mungkin saja pertanyaan itu pernah terlintas di pikiran orang tua.

Jika memang iya, kemungkinan besar, anak sedang mengalami empat persoalan di bawah ini. Hal ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi orang tuanya.


Segera temukan persoalan yang tengah dihadapi anak, dan sesegera mungkin cari solusi terbaiknya. Apa mungkin anak selalu tertutup kepada kawan-kawannya atau apa.

Berikut ini ada gambaran empat permasalahan yang bisa menjadi masalah yang dihadapi anak SD dan menjadi kekhawatiran orang tuan.





4 Masalah Anak Sekolah


1. Anak tertutup.

Anak yang tertutup, orientasi dirinya adalah ke dalam dirinya sendiri. Artinya bahwa ia sibuk dengan memikirkan apa yang ia amati dan peduli pada perasaannya sendiri.

2. Anak terlalu agresif.

Sebuah bentuk prilaku yang tidak terkontrol dalam mewujudkan kemarahan. Bentuk perilaku agresif ini bisa berupa verbal dan non verbal.


3. Anak sulit bergaul.

Pada umumnya memiliki kepribadian yang tertutup. Ia juga kurang memiliki rasa percaya diri untuk membaurkan dirinya ke dalam kelompok.

4. Anak malas sekolah.

Ini bukanlah perkara yang mudah, apalagi kalau malasnya berkali-kali. Jangan biarkan terus menerus terjadi karena akan berdampak buruk bagi anak ke depannya.

Related Posts:

10 Penyebab dan Solusi Anak Malas Sekolah

Masa anak bermain ada waktunya tersendiri, begitu juga dengan masa-masa belajar di sekolah juga ada jadwalnya tersendiri.

Masa anak sekolah tingkat dasar terjadi dalam usia 6 tahun, dan berjenjang hingga masuk ke perguruan tinggi jika memang ada biaya untuk kuliah.

Anak yang malas untuk berangkat ke sekolah, ini merupakan salah satu masalah anak sekolah yang harus segera diseslesaikan oleh orang-orang yang ada di dekatnya.


Memang tak mudah menarik anak untuk pergi ke sekolah. Karena pada satu sisi, anak-anak tidak bisa dipaksa, dan di sisi lain mereka sangat membutuhkan pendidikan.

Malas untuk masuk sekolah sesekali saja, itu hal yang wajar. Namun jika berlangsung terus menerus, maka akan berdampak buruk bagi masa depan buah hati kita.




Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi malas sekolah, diantaranya adalah sebagai berikut.

10 Penyebab dan Solusi Anak Malas Sekolah


1. Beban sekolah yang terlalu banyak.

2. Sistem belajar yang tak menarik.

3. Anak tidak suka dengan pelajarannya.

4. Anak tidak suka dengan gurunya.

5. Anak mengalami gangguan fisik.

6. Ada masalah keluarga.

7. Tidak ada panutan.

8. Orang tua salah bicara dalam menasehati.

9. Anak kecanduan gadget.

10. Sifat dari anak seperti tertutup, sulit bergaul.

Contoh nasehat yang salah kepada anak misalnya saja seperti,
"Papa dan Mama kerja biar kamu bisa sekolah. Jangan kayak Papa dan Mama dulu, tukang bolos !"

Solusi


Yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah sering berkomunikasi dengan anak, sehingga orang tua akan menjadi tahu apa saja keinginan dan kebutuhannya.

Segera cari tahu alasan kenapa anak tidak mau sekolah, apakah karena pelajaran, guru atau yang lainnya. Kemudian segera cari solusi terbaik bagi anak mengenai masalah tersebut.

Related Posts:

5 Lagu Pengantar Tidur Terkenal di Dunia

Ketika buah hati kita akan tidur, biasanya ibu atau ayahnya mendendangkan lagu-lagu merdu agar anak bisa segera dan cepat terpejam hingga tidur nyenyak. Lagu tersebut sering kita namai dengan lagu pengantar tidur.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada dasarnya lagu pengantar tidur ini boleh saja didendangkan jika ingin membuat bayi tenang.

Tapi jangan sampai terlewat batas, karena dikhawatirkan kebiasaan seperti ini si anak malah akan sulit tidur kalau tidak dinyanyikan lagu pengantar tidur.


Misalnya saja, anak akan segera terlelap tidur pulas kalau diperdengarkan dengan kotak musik. Bagaiamana kalau kotak musiknya tersebut rusak?

Khawatirnya si buah hati nanti akan kesulitan memejamkan mata.

Sebenarnya iringan musik yang tenang mendayu-dayu atau musik-musik relaksasi akan jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan menyanyikan lagu-lagu pengantar tidur.

Meski begitu, tak ada salahnya jika mencoba menyanyikan lagu yang sekiranya memiliki irama notasi yang menenangkan buah hati Anda. Tujuannya adalah untuk menjalin kedekatan antara orang tua dengan si kecil.

Kalau sekarang sudah banyak alat pemutar musik, tapi kalau zaman dahulu, mana ada alat pemutar musik.



Nah berikut ini ada beberapa lagu pengantar tidur untuk buah hati yang terkenal di dunia. Jelas Indonesia kaya akan lagu pengantar tidur, diantaranya yang terkenal adalah "Nina Bobo".





5 Lagu Pengantar Tidur Terkenal di Dunia


1. "Nina Bobo" dari Indonesia.

Lagu ini sering dinyanyikan oleh ibu-ibu yang ada di Indonesia. Syairnya yang sederhana namun menenangkan hingga membuat banyak anak-anak segera terlelap ketika lagu ini dinyanyikan.

"Lelo Ledung" dari Indonesia. Lagu ini aslinya berasal dari daerah Jawa Tengah.

"Ayun Ambing" dari Indonesia. Lagu yang berasal dari daerah Sunda Jawa Barat.

2. "Twinkle-Twinkle Little Stars" dari Inggris.

Lagu pengantar tidur paling terkenal di dunia. Dirilis pada tahun 1806 yang mempunyai lirik sedehana namun unik. Menceritakan seolah-olah sedang berbicara dengan bintang kecil di malam hari.


3. "Liaoning" dari Cina.

Berasal dari daerah Dalian Cina. Menceritakan seorang ibu yang mengajak anaknya untuk tidur karena di lagit sudah bermunculan bintang dan bulan.

4. "Fate La Nanna, Coscine di Pollo" dari Italia.

Atau dalam bahasa Inggris artinya Go to bed-byes, Little Chicken Legs merupakan lagu pengantar tidur terkenal di masyarakat Italia. Lagu ini berasal dari daerah Tuskani, menceritakan bayi sebagai ayam kecil, tentang seorang anak kalau tidur, akan diberi rok sulam oleh ibunya.

5. "Uyusun da Buyusun" dari Turki.

Dalam bahasa Inggrisnya adalah "As sleeps, Let My Baby Grow. Lagu ini berisikan bukan ajakan untuk tidur, melainkan mengungkapkan harapan sang ibu agar anaknya sehat dan makmur.

Berisi doa ibu agar anaknya mendapat makanan dan minuman yang cukup, mainan, pakaian bagus, murah jodoh dan cemerlang karir-karirnya di masa depan.

Pada umumnya, lagu pengantar tidur di dunia seperti lagu pengantar tidur yang ada di Indonesia "Nina Bobo". Masih terdapat lirik seperti nina... nina...nya. Mungkin saja nina...nina... ini sangat menenangkan ketika dinyanyikan, sehinggabanyak disisipkan pada lagu pengantar tidur di berbagai negara di dunia.

Related Posts:

Jangan Ucapkan 4 Kalimat ini pada Anak

Mungkin Anda sebaiknya memiliki cara yang bijaksana untuk merespon bahasa yang disampaikan pada si kecil. Jangan pernah sekali-kali mengucapkan empat kalimat di bawah ini.

Ketika orang tua beradu argumen terhadap buah hatinya, biasanya tanpa sadar orang tua mengucapkan kalimat-kalimat yang seharusnya haram untuk diucapkan.


Bisa-bisa anak merasa bersalah terhadap yang telah ia lakukan, membuat anak kurang percaya diri.

Padahal seharusnya ketika anak berbuat suatu kesalahan, orang tua tidak boleh memberikan label dan memberikan penguatan agar anak bisa belajar dari kesalahan yang ia lakukan.

Adanya perasaan percaya diri pada anak setelah melakukan kesalahan adalah sesuatu yang sangat penting untuk ia rasakan sebagai learning point.


Mungkin saja empat kalimat ini adalah hal yang wajar dan biasa bagi orang dewasa, namun bagi anak adalah sesuatu yang luar biasa mengganggunya.




Berikut ini empat kalimat yang dilarang diucapkan orang tua pada anak ketika beradu argumentasi.

Jangan Ucapkan 4 Kalimat ini pada Anak


1. "Terserah kamu, deh! Mama nggak mau tahu."

Ketika orang tua melontarkan jawaban ini, maka secara tak sadar orang tua sebenarnya sudah membuat anak merasa bersalah terhadap pilihan yang sudah ia tentukan. Seakan pilihan anak yang kurang tepat dan akan membuat anak kurang percaya diri.

2. "Pokoknya kamu harus menurut kata Mama, titik!".

Kalimat ini menegaskan bahwa terdapat posisi yang tidak seimbang dalam keluarga. Seakan orang tualah pemilik otoritas yang tidak bisa terbantahkan.

Hal ini akan membuat anak merasa kecil dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan pendapatnya pada kesempatan yang lain.


3. "Diam, jangan membantah Mama!"

Ini yang kerapkali muncul. Memang ia tidak akan membantah pada kesempatan lain, namun penghayatan yang ia peroleh adalah "percuma berargumen dengan mama".

Akan menimbulkan sikap pasrah pada anak, hanya mengikuti saja. Hal ini merupakan kematian awal dari sebuah inisiatif yang mulai ditanamkan tanpa disadari.

4. "Kamu ini nggak pernah dengerin kata Mama! , sukanya membantah terus!"

Kalimat ini merupakan contoh pelabelan yang secara tak sadar terlontarkan buat buah hati. Ia akan merasa bahwa dirinya adalah anak yang bandel yang tidak pernah mendengar perkataan orang tuanya.

Padahal kan belum tentu benar adanya. Hal ini cenderung akan sulit dipahami anak. Parahnya, nanti akan terbawa hingga jenjang yang berkelanjutam.

Related Posts:

3 Dampak Perceraian Bagi Anak

Ketika perceraian orang tua terjadi, anak akan merasa kehilangan salah satu dari kedua orang tuanya yang selama ini selalu ia lihatnya bersamaan terus.

Tak jarang, kondisi seperti ini mempengaruhi rasa percaya diri anak, karena keluarganya tak lengkap lagi.

Hal ini akan menimbulkan rasa iri terhadap teman atau saudara yang memiliki keluarga utuh. Di samping itu, anak juga akan merasa sedih dan kecewa, yang berdampak pada kesulitan anak dalam berkonsentrasi dalam belajar serta menghambat kelincahannya dalam bersosialisasi.


Kasihan si buah hati kalau sampai terjadi perceraian pada orang tuanya, sementara sebagai orang tua tidak segera menjelaskan duduk permasalahannya.

Si anak bisa-bisa menjadi bingung serta lelah, sehingga bisa jadi mengakibatkan anak menjadi apatis atau bersikap masa bodoh dengan keberadaannya. Selain itu, anak juga akan mempunyai pemikiran negatif mengenai ayah dan ibunya.

Begitu besar dampak yang ditimbulkan dari perceraian, bahkan dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu dari sisi emosional, akademik dan perilaku anak nantinya.




3 Dampak Perceraian Bagi Anak


1. Emosional


Secara emosional, anak akan mengalami :
  • Keadaan labil.
  • Mudah tersinggung.
  • Pemurung.
  • Menjadi cepat marah.

2. Perilaku


Dari segi perilaku anak akan:
  • Makan merasa terganggu.
  • Kesulitan tidur.
  • Belajarnya berubah.
  • Gampang menangis.

3. Akademik


Dari segi akademik, anak akan:
  • Studinya bisa terganggu.
  • Kesulitan konsentrasi dalam belajar.
  • Menjadi mudah cerobih.
  • Cenderung asal-asalan.

Nah, kondisi ini akan semakin buruk jika kedua orang tua tidak dapat bersikap secara bijaksana dalam menjelaskan perceraian yang terjadi. Apalagibila anak menjadi tempat rebutan dalam pengasuhan dan masing-masing memberikan perkataan negatif tentang pasangannya.

Hal ini akan dapat membuat anak bingung dan menjadi lelah secara fisik dan mental.

Related Posts:

Agar Anak Menerima Perceraian Orang Tuanya

Dari setiap kasus perceraian, anak tetap menjadi salah satu korban. Jika anak ditinggal ibunya, acapkali pertemuan dengan ayahnya memerlukan waktu yang khusus.

Paling tidak, dibutuhkan komunikasi yang baik antara mama dan papa yang berpisah untuk merundingkan masalah pengaturan waktu tersebut.


Pendampingan orang tua terhadap anaknya tetap diperlukan, juga orang lain yang ada di rumah. Tujuannya agar anak tidak merasa sendirian dan tidak menyalahkan dirinya sendiri.

Masih perlu ada orang yang mendidik dan mengajarkan nilai-nilai hidup yang positif, ada kegiatan bersama orang tua, agar anak tidak menghayati kesepian dan rasa bersalah yang tidak perlu.

Jelaskan saja secara jujur dan apa adanya.



Misalnya orang tua berkata,
"Papa dan mama sudah tidak sama-sama lagi, sama saja seperti Dedek pernah kan bertengkar dengan teman?"

Nah, orang dewasa juga sama, pernah bertengkar dan masalahnya tidak kunjung selesai. Dari itu, Papa dan Mama sudah tidak serumah lagi.





Jangan pernah halangi anak jika kelak ia ingin bertemu ayahnya.

Alangkah baiknya, jika Mama dapat membagi kebersamaan anak dengan ayahnya. Misalnya saja seminggu sekali jalan-jalan dengan ayahnya saat weekend.

Related Posts:

Melatih Anak Bersikap Mandiri

Setiap orang tua, pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang mandiri dalam hidupnya kelak. Dan dalam hal ini, anak yang mandiri berarti anak yang bisa melayani kebutuhannya sendiri dan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Menjadi anak yang mandiri memang bukan sesuatu yang bisa terjadi begitu saja.


Kemandirian anak juga tidak bisa lepas dari perang orang tua. Bila kita terbiasa mendidik dan mengajarkan buah hati kita untuk melakukan hal-hal tertentu sendiri, anak-anak juga akan tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Sikap mandiri itu memang salah satu kebiasaan yang dimiliki anak dengan kecerdasan intrapersonal yang sangat tinggi. Anak-anak tersebut telah menyadari bahwa jika mereka sudah bisa melakukan beberapa hal yang menyangkut kebutuhan mereka, mereka akan melakukan hal-hal tersebut seorang diri pada waktu-waktu berikutnya.


Contoh Sikap Mandiri Anak


Kemandirian ini biasanya mereka tunjukkan dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu tanpa kehadiran orang lain. Misalnya saja adalah:

1. Mandi sendiri.

2. Minum sendiri.

3. Makan tanpa disuapi.

4. Tidur tanpa perlu ditemani.

5. Mempersiapkan peralatan sekolah sendiri.

6. Pakai baju sendiri.

Dan sebagainya.




Pada praktiknya, memang tidaklah mudah menghadapi anak-anak yang sudah bersikap mandiri. Kita mungkin saja terkadang merasa cemas atau tidak percaya apakah buah hati kita bisa melakukan hal-hal tersebut dengan baik atau tidak.

Dibutuhkan kesabaran dan usaha untuk menghindari sikap negatif yang muncul ketika dihadapkan pada perilaku anak tersebut. Misalnya, anak mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk memakai baju sendiri, atau masih ada bekas sabun setelah mandi dan sebagainya.

Dengan demikian, dibutuhkan sikap konsisten ketika anak memang sudah bersikap mandiri.


Kita perlu belajar untuk tidak terlalu khawatir atau membantu anak ketika mereka sudah bisa melakukan beberapa hal sendiri. Sebaliknya, dengan memberikan kepercayaan dan kebebasan akan membuat mereka lebih percaya diri.

Selain itu, dukungan yang positif juga merupakan hal penting bagi anak yang bersikap mandiri. Sebaiknya kita tidak ragu untuk memberikan pujian atau semangat kepada anak sebagai dukungan terhadap usaha mandiri yang telah dilakukannya.

Related Posts:

4 Cara Agar Anak Mudah Berkomunikasi

Komunikasi merupakan cara untuk membangun ikatan yang kuat dengan orang-orang di sekitar kita. Dengan adanya komunikasi yang baik, kita diharapkan mampu mengungkapkan maksud dan pikiran kita kepada orang lain dengan baik pula.

Hal ini pun juga berlaku pada anak-anak.

Melalui komunikasi yang terjalin dengan baik, kita dan anak-anak akan belajar untuk saling memahami apa yang dimaksudkan atau apa yang diinginkan.


Anak-anak yang mempunyai kecerdasan linguistik yang baik, cenderung akan bisa berkomunikasi secara verbal dengan baik. Mereka akan bisa menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain secara lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang kecerdasan linguistiknya masih kurang.

Sebagai orang tua, tentunya kita harus bisa mendukung kemampuan anak tersebut dengan melakukan komunikasi yang baik pula dengan mereka. Lalu, apakah ada usaha-usaha yang tepat agar buah hati kita bisa berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain yang ada di sekitarnya.





Berikut usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh orang tua.

4 Cara Agar Anak Mudah Berkomunikasi


1. Memberikan kasih sayang dan perhatian.

Kasih sayang addalah kebutuhan mutlak bagi seorang anak. Jika kita mengabaikan mereka, hal ini bisa menimbulkan kebencian, sehingga ia akan tumbuh menjadi anak yang tertutup dan enggan berkomunikasi dengan orang lain.

2. Menjadi pendengar yang baik.

Jadilah pendengar yang baik untuk setiap hal yang dikatakan oleh anak-anak. Pada umumnya, sebagai orang tua, kita ini lebih banyak ingin didengar daripada mendengar.

Misalnya saja terlalu sering menasehati atau berkomentar ini dan itu, padahal anak-anak pun ingin didengar juga.



Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berusaha menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak kita agar mereka bisa mencurahkan segala perasaannya dengan leluasa kepada kita.

Alangkah baiknya, apabila kita ingin memberikan nasehat kepada mereka, kita harus memilih waktu dan suasana yang tepat untuk menyampaikannya.

3. Mendorong anak untuk berani berbicara.

Meskipun buah hati sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain secara baik, kita harus tetap memotivasinya agar lebih berani lagi berbicara mengemukakan pendapatnya.

4. Menjaga ekspresi.

Ketika sedang berkomunikasi dengan anak-anak, sebaiknya kita menjaga ekspresi dari kesan serius, baik pada wajah maupun suara. Kita harus mencoba untuk tetap tersenyum dan menunjukkan keceriaan dengan tujuan agar anak merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan kita.

Kalau anak kita sudah terbiasa dengan orang yang biasa dikenal, alangkah baiknya memberi dorongan kepada anak untuk berbicara dengan orang yang tidak dikenalnya.

Related Posts:

Manfaat Lagu Pengantar Tidur Anak

Sudah menjadi tradisi atau apa, apabila buah hati akan tidur atau tidak bisa tidur, sang orang tua selalu menyanyikan lagu-lagu pengantar tidur dan yang terkenal di Indonesia adalah "Nina Bobo".

Atau orang tua bisa juga memutarkan iringan musik klasik yang menenangkan.

Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brigham Young University di Utah yang menyatakan bahwa memperdengarkan musik sebelum bayi tidur ternyata dapa membuat memorinya semakin bagus.


Bayi akan dapat lebih mudah mengingat pengalaman posistif dibandingkan dengan pengalaman negatifnya. Bayi yang lebih banyak mendengarkan lagu atau musik pengantar tidur memiliki peluang besar untuk mengingat sesuatu jika ada emosi positif yang menyertainya.

Pada saat menjelang tidur, bayi akan merespon apa saja yang ada di sekitarnya. Apapun yang ia dengar, yang ia rasa atau bahkan yang ia lihat sangat mempengaruhi kondisi bayi.

Terlebih lagi jika dinyanyikan atau diputarkan secara intens setiap kali menjelang tidur.

Inilah sebabnya kenapa banyak pakar psikologi yang menganjurkan untuk memberikan lagu atau dongeng menjelang tidur. Selain itu, kedekatan orang tua dengan bayi sangatlah mutlak mereka butuhkan.





Pengaruhi Kecerdasan Bayi


Di tengah-tengah kesibukan orang tua, sempatkanlah menyanyikan lagu atau sekedar memutarkan musik sambil memberikan sentuhan-sentuhan kecil seperti dibelai dengan lembut. Hal itu telah terbukti ampuh mampu membuat tidur bayi Anda jauh lebih nyenyak dan berkualitas.

Selain itu, secara sensor motorik, bayi yang mendengar lagu pengantar tidur akan mengalami perkembangan yang lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapatkannya.

Karena kecerdasan otak juga sangat dipicu dengan mendengarkan lagu atau musik sehingga dapat membantu tumbuh kembang panca indra bayi lebih baik. Bayi memang secara signifikan memiliki tumbuh kembang yang lebih baik dari orang dewasa.

Manfaat Psikologis


Sementara itu manfaat psikologisnya, lagu pengantar tidur menjadikan bayi ketika dewasa kelak lebih dapat menerima keberadaan orang lain di sekitarnya.

Respon sosial mereka jauh lebih baik berkembang daripada mereka yang tidak mendapatkan lagu pengantar tidur waktu kecilnya.

Mereka yang tidak mendapatkan lagu pengantar tidur, akan cenderung mudah marah atau menangis ketika bersama dengan orang lain. Dari itulah, sebaiknya bayi Anda diberikan lagu pengantar tidur sebelum mereka tidur.

Related Posts:

5 Kiat Hadapi Anak yang Banyak Bertanya

Terkadang ada juga orang tua yang merasa kesal karena buah hatinya selalu saja bertanya tiap kali melihat sesuatu hal. Jangan sampai memarahinya karena anak yang suka bertanya itu menunjukkan kalau dia adalah seorang anak yang memang cerdas secara logika matematis.

Anak yang mempunyai kecerdasan logika matematis akan sangat peka terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Tak heran jika ia sering sekali melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada orang tuanya, terutama tentang cara kerja suatu hal.


Misalnya saja buah hati bertanya, kenapa kok mobil bisa mogok, mengapa ada pohon yang berbunga, kenapa bisa turun hujan, dan sebagainya.

Anak yang cerdas seperti ini biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu sehingga membuat buah hati banyak bertanya.



Agar tidak mematahkan semangatnya untuk belajar dan mengetahui sesuatu, orang tua harus bersabar dan menjawab semua pertanyaan buah hatinya dengan penuh kasih sayang. Namun, terkadang sebagai orang tuanya, kita mlah kewalahan karena terkadang pertanyaannya sulit untuk dijawab.

Salah satu cara pertama untuk meladeni pertanyaannya adalah dengan berhati-hati dalam mengghunakan bahasa yang tepat dan sesuai perkembangan anak.

Kedua, saat memberikan jawaban, sebaiknya orang tua memberikan penjelasan bukan sekedar jawaban singkat.
Contohnya adalah, "Kenapa daun-daun di pagi hari basah, padahal tidak turun hujan?" Kita jangan menjawabnya dengan "Karena ada pengembunan". Akan lebih baik kalau dijelaskan semua proses dari awal hingga akhir sampai buah hati mengerti dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.

Ketiga, jangan sembarangan saja membeikan jawaban pertanyaan anak. Jawaban yang kita berikan harus tepat dan tidak boleh asal karena jawaban kita inilah nanti yang akan menjadi konsep dasar anak dalam memahami suatu hal.


Lalu bagaimana kalau orang tuanya masih ragu akan jawaban atau malah sama sekali tidak mengetahui jawabannya. Maka jangan sungkan-sungkan untuk berterus terang kepada anak. Misalnya saja orang tua berkata. "Maaf ibu belum tahu jawabannya." "Bagaimana kalau kita cari bersama-sama jawabannya."

Hal ini sangatlah penting untuk menghindari anak dari kesalahan konsep yang mungkin mereka terima bila mendapatkan jawaban yang tidak tepat dari kita.

Keempat, selain memberikan penjelasan kepada anak, alangkah baiknya kita sebagai orang tua juga banyak bertanya mengenai sesuatu hal yang suda diketahui oleh anak.

Misalnya saja kalau buah hati sudah membaca buku tentang hewan, maka orang tua bisa bertanya seperti ini.
"Hewan apa saja yang hidup di darat?

Kelima, selain untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan anak tentang sesuatu, juga bisa melatih kemampuan anak untuk menjelaskan sesuatu. Tak hanya itu saja, hal ini bisa membuat anak menjadi terbuka kepada orang tuanya untuk membicarakan banyak hal di kemudian hari.

Related Posts:

7 Dampak Memarahi Anak

Sebagai orang tua, kita pastinya pernah memarahi anak, terlebih lagi kalau anak berbuat kesalahan.

Ingatlah bahwa memarahi anak itu bisa menimbulkan rasa tidak aman maupun rasa takut pada diri anak. Baik itu kemarahan secara lisan seperti membentak, memaki maupun marah secara fisik seperti mencubit apalagi memukul.


Jika rasa tidak aman dan takut tersebut dialami anak secara terus menerus, maka dapat mempengaruhi tumbuh kembang si anak terutama dari sisi psikologi.

Kemarahan yang diekspresikan secara lisan sampai berteriak dengan keras, maka akan menimbulkan rasa takut dan tak aman karena intonasi suara yang membuat anak merasa kurang nyaman.

Parahnya lagi, pada saat marah, orang tua tanpa sadar biasanya memberikan label kepada anak, sehingga membekas di hati buah hati kita seperti "anak nakal, dan sebagainya. Berikut dampak memarahi anak.





7 Dampak Memarahi Anak


1. Perkembangan emosi anak.

Hal ini akan mempengaruhi kemampuan anak dalam regulasi emosi dan mengembangkan emosi yang sehat. Anak bisa menganggap marah sebagai cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah karena meniru orang tuanya.

2. Perkembangan konsep diri anak.

Biasanya anak menjadi kurang percaya diri.


3. Keterampilan sosial.

Biasanya anak akan menjadi sulit bersosialisasi, kurang inisistif, takut melakukan kesalahan, sulit beradaptasi karena kurang percaya pada lingkungan.

4. Motivasi belajar.

Motivasi belajar menurun dan prestasi belajar kurang memadai.

5. Memicu munculnya tingkah laku agresif.

Karena anak akan meniru tingkah laku anaknya.

6. Kenakalan berlebihan.

Jika terus berlanjut, dapat menimbulkan kenakalan pada remaja.

7. Anak menjadi depresi.

Selain itu, juga bisa menyebabkan anak menjadi depresi.

Marah itu wajar-wajar saja. Hanya saja, orang tua perlu mengekspresikan rasa marahnya dengan tepat. Tujuannya agar anak juga akan belajar mengekspresikan rasa marahnya dengan benar.

Related Posts:

5 Cara Memotivasi Anak Agar Suka Menulis

Ketika anak sudah bisa menuliskan beberapa kata pada usia dini, tentu akan membuat orang tuanya merasa gembira. Terlebih lagi kalimat yang ditulisnya adalah "Aku sayang ibu" , "Aku sayang ayah", dan sebagainya.

Kemampuan ini sebenarnya merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh anak dengan kecerdasan linguistik.


Dalam kegiatan belajar di sekolah, anak-anak yang bisa menulis dengan baik sebenarnya memiliki kesempatan yang lebih baik pula dalam mengekspresikan pendapatnya atau perasaannya secara tertulis.

Namun, perlu diketahui bahwa kemampuan untuk menghasilkan tulisan yang baik itu tidak bisa datang dengan sendirinya. Hal tersebut tetap harus mendapatkan dorongan dari kita sebagai orang tuanya.

Nah, usaha-usaha awal yang bisa dilakukan orang tua dalam memotivasi anak saat belajar menulis adalah sebagai berikut.

5 Cara Memotivasi Anak Agar Suka Menulis


1. Pastikan anak bisa menggenggam alat tulis dengan benar.

Sebelum melangkah lebih jauh lagi dalam berlatih, pastikan terlebih dahulu anak bisa menggenggam alat tulis dengan baik atau belum.

2. Berikan pensil yang pendek karena lebih mudah digenggam.

Sebagai awal berlatih menulis, kita bisa berikan pensil yang pendek karena mudah digenggam dan seimbang dengan jari anak.

3. Buatlah berlatih menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Terkadang, latihan terus-menerus akan dianggap sebagai pemaksaan bagi anak.

4. Selain pensil, bisa pakai krayon.

Dengan tujuan agar anak tidak terlalu bosan.

5. Mengajarkan urutan menulis yang benar.

Untuk bisa menulis, beri arahan ke anak dengan mengetahui urut-urutannya.

Dengan demikian, kita pun harus bisa mendorong anak untuk membuat tulisan dari atas ke bawah. Selain itu, kita juga harus mengajarkan pada anak untuk memulai menulis dari kiri ke kanan.

Related Posts:

Cara Hadapi Anak Tertutup dan Solusinya

Anak memiliki mancam-macam kepribadian diantaranya adalah sifat tertutup atai introvert. Orientasi dirinya adalah ke dalam dirinya sendiri. Artinya adalah ia sibuk memikirkan apa yang ia amati dan peduli pada perasaannya sendiri saja.

Tak mengherankan jika anak introvert pada umumnya adalah seorang pengamat yang baik.


Namun sayangnya, jika ada permasalahan, ia tidak bisaa terbuka kepada orang lain bahkan kepada orang tuanya sendiri. Ia hanya memikirkannya sendiri, memendam perasaannya.

PenyebabAnak Tertutup

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak menjadi tertutup dengan orang lain, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Hubungan dengan orang tua kurang harmonis.

2. Hubungan dengan keluarga tidak baik.

3. Minimnya komunikasi dalam keluarga.

4. Orang tua yang otoriter.

5. Anak tidak percaya kepada orang tuanya.





Rata-rata anak yang tertutup akan tampil sebagai anak yang pendiam.

Perilaku tertutup pada anak adalah tergolong wajar saja, namun yang merugikan adalah bahwa anak kurang bisa berkembang sosial emosi anak.


Anak dengan cara keterbatasa berpikir dan dengan tingkat kematangan emosi belum stabil, dapat melakukan kesalahan dalam proses penyimpulan terhadap apa yang dilihat, dengar dan persepsikan.

Anak yang demikian akan juga mudah merasa stres dengan masalah yang dihadapinya karena tidak diceritakan atau dikeluarkan kepada pihal lain.

Solusi

Orang tua harus bisa membuat hubungan anak menjadi harmonis dan dekat, agar anak merasa nyaman untuk berinteraksi. Sehingga dengan seiring waktu, anak akan mau terbuka kepada orang tuanya untuk menceritakan apa saja yang ia pikirkan dan yang ia rasakan terkait dengan pengalamannya sehari-hari.

Related Posts:

3 Cara Agar Anak Gemar Membaca

Bagi sebagian anak, kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang tidak menyenangkan dan cenderung membosankan. Mereka lebih cenderung suka bermain atau menonton televisi ketimbang membaca buku.

Nah, anak yang mempunyai keverdasan linguistik yang tinggi, sangat suka membaca buku.


Sebetulnya banyak faktor yang bisa membuat anak menjadi gemar membaca. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang rajin membacakan buku kepada anak, cenderung membuat anak-anak mereka menjadi suka membaca.





Oleh karena itu, salah satu usaha untuk menumbuhkan kegemaran membaca buku adalah dengan membacakan buku dan mendiskusikannya bersama dengan buah hati kita.

Kemudian, jika anak sudah mempunyai kegemaran terhadap membaca, apa yang harus dilakukan oleh orang tua?


Di bawah ini merupakan dorongan-dorongan yang bisa dilakukan oleh orang tua kepada buah hatinya agar mereka selalu gemar membaca dan dapat terjaga kegemarannya tersebut.

1. Menyediakan buku-buku favorit.

Jika anak mempunyai buku-buku yang dianggap favorit, maka belikanlah buku-buku tersebut karena akan bisa menambah semangat kepada mereka dalam membaca. Alternatif lainnya adalah dengan mengajak anak untuk pergi ke taman bacaan atau bisa juga ke perpustakaan.

Di sana, anak-anak pun bisa memilih buku-buku yang mereka sukai.

Kegiatan meminjam buku di perpustakaan juga akan mengajarkan tanggung jawab kepada anak karena mereka harus menjaga buku-buku yang mereka pinjam dan wajib untuk mengembalikannya kembali ke perpustakaan.

2. Menyediakan tempat yang nyaman.

Ketika membaca, tentunya anak akan membutuhkan tempat yang nyaman. Jadi, tak ada salahnya kalau kita menyediakan tempat yang nyaman bagi mereka untuk membaca.

Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan meletakkan bantal-bantal besar di karpet tempat mereka biasa membaca, atau dengan menyediakan kursi yang nyaman di teras, mengganti lampu belajar di kamarnya dengan lampu yang lebih menarik, dan lain sebagainya.

3. Memberikan pembatas buku yang lucu.

Memberikan pembatas buku yang lucu dapat membuat anak lebih bersemangat dalam membaca. Kita dapat memberikan pembatas buku dengan gambar-gambar kartun kesukaan mereka, atau pembatas buku dengan kata-kata mutiara yang dapat memberikan semangat dan sebagainya.

Itulah ketiga cara yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anak selalu gemar membaca. Kegiatan membaca adalah hal positif dan tentunya orang tua menginginkan buah hatinya demikian.

Buku adalah ilmu, sekalipun buku tersebut sudah menguning dan usang. Kalau isi yang terkandung di dalamnya menarik, kenapa kita tidak membacanya, syukur-syukur bersama dengan anak-anak kita.

Related Posts:

15 Manfaat Mewarnai dan Menggambar

Menggambar dan mewarnai adalah hal termudah yang bisa dilakukan oleh seorang anak, tapi tanpa memperhatikan keindahan gambar yang dibuatnya ketika dilihat oleh orang lain.

Kegiatan yang seperti ini sangatlah bagus buat perkembangan emosional dan psikis anak.


Sudah sepantasnyalah kita sebagai orang tua, memperkenalkan anak dengan dunia seni rupa, seperti aktivitas menggambar dan mewarnai. Tanpa disadari, aktivitas seni rupa mampu membawa manfaat tersendiri bagi psikologi anak.

Dengan melakukan aktivitas seni, otak anak akan terangsang menjadi kreatif. Hasil kreativitas inilah yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dan menjadi sarana komunikasi dari pikiran dan perasaan nonverbal.





Faktanya, anak yang melakukan aktivitas seni dapat lebih sehat secara fisik, sosial, optimis, serta dapat meningkatkan kecerdasan akademisnya.

Ketika anak melewatkan masa kecilnya dengan lebih senang, stabil, dan seimbang, tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan anaknya kelak di kemudian hari. Termasuk kesuksesannya dalam meraih cita-cita pada masa yang akan datang.

Adapan manfaat menggambar dan mewarnai bagi anak adalah sebagai berikut.

15 Manfaat Mewarnai dan Menggambar


1. Merangsang imajinasi.

2. Memperbaiki emosional.

3. Memupuk keseimbangan.

4. Memberi kendali pada anak.

5. Melihat sisi positif dari pengalaman buruk.

6. Meningkatkan percaya diri.

7. Memupuk integritas.

8.elatih memecahkan masalah.

9. Memperkaya empati.

10. Memperkaya toleransi.

11. Lebih sehat secara fisik.

12.ebih sehat secara sosial.

13. Anak optimis.

14. Bisa memupuk keteraturan.

15. Bisa meningkatkan kecerdasan akademik.

Dengan menggambar, anak akan bisa mengatasi traumanya sendiri, bikin anak bersemangat dalam pelajaran di sekolahnya.

Related Posts:

3 Cara Melatih Daya Ingat Anak

Bagi beberapa orang, mengingat nama-nama adalah hal yang mudah, akan tetapi bagi sebagian orang lainnya merupakan hal yang sulit. Ada pula orang yang mudah mengingat nama, akan tetapi sulit mengingat tanggal atau tempat-tempat tertentu.

Bagi anak-anak yang memiliki kecerdasan (linguistik) yang baik, ia mempunyai kebiasaaan suka mengingat nama orang-orang di sekitarnya, tanggal-tanggal yang dianggap penting, tempat-tempat berkesan, dan hal-hal yang mungkin kita anggap sepele sekalipun.


Jadi, jangan terkejut kalau mereka tiba-tiba memberikan kejutan ketika kita berulang tahun, yang mungkin kita sendiri tidak mengingatnya.

Mungkin saja pada kesempatan lain mereka mengingat nama-nama tetangga yang baru pindah di depan rumah kita, padahal mereka baru pertama kali bertemu.





Nah, perlu diingat bahwa kemampuan anak dalam mengingat tersebut, berhubungan sekali dengan kemampuannya berkonsentrasi.

Biasanya, anak yang mudah mengingat akan berusaha untuk selalu fokus pada banyak hal. Dengn kata lain, kemampuan konsentrasi mereka sangat baik.



Hal itulah yang membuat anak menjadi mudah mengingat sesuatu. Terlebih pada hal-hal yang sifatnya menyenangkan, mengharukan, unik dan menyentuh perasaan. Hal-hal tersebut akan lebih melekat pada ingatan anak-anak.

Adapun usaha-usaha yang bisa kita lakukan untuk mendukung daya konsentrasi anak adalah sebagai berikut.

3 Cara Melatih Daya Ingat Anak


1. Mengajarkan anak pada kegiatan harian yang rutin.

Hal ini bertujuan agar anak belajar pola aktivitas yang teratur.

2. Melakukan review terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan anak.

Misalnya saja setelah pulang sekolah anak ditanya,
"Tadi di sekolah bermain dengan siapa?"
"Kamu pulang bareng sama siapa?"
"Di jalan tadi bertemu dengan siapa?"

Pertanyan-pertanyaan tersebut membuat anak berusaha untuk mengingat tentang hal-hal yang dialaminya.

3. Memberikan apresiasi yang positif meskipun hal yang sepele.

Contohnya adalah tanggal pertama masuk sekolah, tempat dimana ia pernah jatuh, dan sebagainya. Sebab, kalau kita tidak menanggapi hal tersebut secara positif, anak akan merasa kecewa dengan usahanya.

Pada waktu berikutnya, ia memiliki kecenderungan untuk tidak mengingat-ingat hal-hal seperti itu karena dianggap tidak penting

Related Posts:

7 Strategi untuk Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan anak dalam memahami bagun tiga dimensi atau ruang secara tepat. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada unsur garis, warna, bentuk, ruang dan hubungan antara unsur-unsur tersebut.

Anak yang mempunyai kecerdasan visual spasial tangga, biasanya mempunyai kemampuan untuk membayangkan dan menyampaikan idenya dalam bentuk gambar.


Dan biasanya juga, mereka mampu menyelesaikan nasalah ruang (spasial) dengan lebih mudah dibandingkan dengan anak lain. Mampu mengamati dunia spasial secara akurat, bahkan membayangkan bentuk-bentuk geometri dan geometri, serta kemampuan memvisualisasidengan grafik atau ide tata ruang (spasial).

Apabila kita memiliki buah hati yang sukanya cotat-coret di buku tulis, buku pelajaran, kertas dan sebagainya, hendaknya kita tidak melarang atau memarahinya.





Kita harus cerdas juga, pahamilah anak bahwa hal tersebut merupakan salah satu proses anak dalam belajar.

Namun, kita juga perlu menasehati bahwa ada buku-buku tertentu yang tidak boleh dicorat-coret. Misalnya saja buku perpustakaan, buku yang dipinjam dari teman dan sebagainya.

Pengaruh Otak Kanan

Anak-anak yang mempunyai kecerdasan visual spasial ini lebih banyak dipengaruhi oleh otak kanan, yakni bagian otak yang bertugas untuk memproses ruang.

Kecerdasan ini tidak hanya bawaan dari masing-masing individu sejak lahir, namun kecerdasan ini bisa diasah atau ditumbuhkan dengan berbagai macam kegiatan di bawah ini.

Peran orang tua dalam memberikan stimulus melalui beragam kegiatan juga turut menentukan seberapa tinggi tingkat kecerdasan visual spasial yang nantinya dimiliki oleh anak.


7 Strategi untuk Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengembanghkan kecerdasan visual spasial anak antara lain adalah sebagai berikut.

1. Menggambar.

2. Mewarnai.

3. Melengkapi gambar.

4. Melukis jari-jari tangan atau finger painting.

5. Bermain layangan.

6. Mengatur dan merancang suatu ruang.

7. Bermain balok rumah-rumahan.

Related Posts:

5 Manfaat Kecerdasan Kinestetik Bagi Anak

Apa itu kecerdasan kinestetik?
Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengontrol gerakannya, olah tubuh yang baik.


Secara biologis, setiap bayi yang lahir dalam keadaan tidak berdaya. Kemudian sedikit demi sedikit fisiknya berkembang dengan melakukan berbagai macam gerakan seperti tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berlari, berjalan, miring ke kiri dan ke kanan dan seterusnya.

Dalam perkembangannya, anak yang memiliki kecerdasan kinstetik tinggi, biasanya mereka lebih mahir jika dibandingkan dengan anak lain dalam bidang olahraga, keterampilan, dan berbagai aktivitas lain yang berhubungan dengan gerak tubuh.





Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi, terampil dalam menggerakkan tubuh, meliputi terampil fisik dalam keseimbangan, kelenturan, kecepatan dan koordinasi.

Kecerdasan yang satu ini sangat penting untuk dikembangkan setiap anak.


Berikut 5 Manfaat Kecerdasan Kinestetik Bagi Anak


1. Meningkatkan kemampuan psikomotorik.

2. Membangun rasa percaya diri.

3. Meningkatkan kemampuan sosial.

4. Meningkatkan kemampuan sportivitas.

5. Meningkatkan kesehatan tubuh.

Related Posts:

6 Solusi Jika Anak Mengalami Kegagalan

Keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh anak merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan dalam perkembangan anak. Karena melalui keberhasilan, anak akan belajar untuk mengingat hal-hal apa saja yang bisa membuatnya meraih keberhasilan.

Dan sebaliknya, dengan adanya kegagalan anak dalam belajar menghadapi tantangan dan berusaha lebih baik lagi supaya tidak kembali gagal.


Pada umumnya, anak cenderung menyukai keberhasilan dan merasa takut ketika menghadapi kegagalan.

Hal ini membuat anak tidak menyukai tantangan dan mengharapkan segala sesuatu berjalan lebih mudah dan dengan sendirinya tanpa harus melakukan sesuatu. Namun berbeda halnya bagi anak-anak yang mempunyai kecerdasan intrapersonal tinggi, mereka akan berusaha belajar dari keberhasilan atau kegagalan yang mereka alami.

Misalnya saja ketika mereka berhasil memenangkan suatu lomba, anak akan mempelajari hal-hal apa saja yang bisa membuatnya bisa memenangkan perlombaan tersebut.

Ketika pada kesempatan lain mereka mengikuti perlombaan kembali, mereka akan melakukan hal-hal yang telah mereka lakukan pada perlombaan sebelumnya dengan harapan bisa menjadi pemenang lomba kembali.

Sebaliknya, ketika mereka mengalami kegagalan dalam suatu mata pelajaran, mereka akan belajar lebih giat agar hasilnya memuaskan. Anak akan berusaha agar mereka tidak mengalami kegagalan sama seperti sebelumnya.

Nah, bila suatu hari anak kita gagal ketika mencapai sesuatu hal, ada baiknya kita pun berusaha untuk mengarahkannya. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kita terapkan saat anak mengalami kegagalan.

6 Solusi Jika Anak Mengalami Kegagalan


1. Bantu lihat sisi positif.

Membantu anak untuk bisa melihat sisi positif dari kegagalan dan tantangan yang harus mereka hadapi. Hal ini akan membuat anak belajar memahami bahwa kegagalan merupakan sesuatu yang wajar dalam kehidupan dan harus dihadapi dengan sikap yang positif.

2. Ambil hikmah.

Membimbing anak untuk mengambil hikmah dari setiap kegagalan yang dialaminya dan belajar dari pengalaman tersebut.


3. Cari solusi.

Mengajak anak untuk lebih fokus pada solusi dari sebuah kegagalan, bukan hanya pada kegagalan itu sendiri.

4. Kegagalan bisa diperbaiki.

Mengajarkan kegagalan melalui kegagalan yang kita lakukan sendiri. Beritahukan ke anak bahwa kegagalan adalah hal wajar dan tak apa sesekali gagal. Tak ada kegagalah yang tak bisa diperbaiki.

5. Berusaha agar tidak gagal.

Sebaik mungkin kita selalu berusaha untuk menyelamatkan anak dari kegagalan yang mereka alami. Ad baiknya mereka mencari solusi dari kegagalan yang dialami sendiri.

Apabila anak tampak kesulitan dalam mencari solusi, barulah kita ikut terlibat untuk membantu buah hati kita mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.

Related Posts:

3 Tips Agar Anak Mudah Bergaul

Sekarang ini jamannya komputer, semua hampir dilaksanakan dengan online dan elektronik, sehingga membuat seseorang enggan bergaul dengan sesama karena buat apa, toh belanja online saja sudah bisa. Barang pun akan cepat terkirimnya apalagi lokasinya yang dekat bisa via kurir.

Tapi ingat, bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Tiada salahnya buah hati kita dididik agar senang bergaul dengan teman-teman sebayanya.


Kalau anak mudah bergaul, berarti buah hati kita ini mempunyai kecerdasan interpersonal. Mereka akan sangat disukai oleh teman-temannya. Akan mudah bergaul dan tidak canggung ketika berinteraksi di lingkungan rumah maupun sekolah.

Apabila kita amati, anak akan lebih senang ketika melakukan permainan yang melibatkan banyak orang.






Buah hati akan selalu berangkat bersama teman-temannya, dan temannya bersikap baik kepadanya. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Perlu diketahui bahwa hubungan pergaulan dengan teman-teman akan memberikan dampak positif bagi anak. Dengan hubungan tersebut, anak akan terbiasa menyesuaikan dirinya dengan teman-teman sekitarnya.

Nah, siapa yang tak ingin anaknya menjadi anak yang mudah bergaul. Untuk mendukung kebiasaan tersebut, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.


Berikut ini 3 Tips Agar Anak Mudah Bergaul


1. Selalu mengingatkan anak untuk berbagi.

Ketika kita memberikan bekal kepada anak, hendaknya kita selalu mengingatkan kepadanya untuk berbagi bekal tersebut dengan teman-temannya.

2. Memotivasi anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan berkelompok.

Anak bisa mempererat persahabatan dengan teman-temannya melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berkelompok, bisa berupa permainan atau belajar materi di sekolah.

3. Mengadakan acara tertentu di rumah.

Kita bisa mengadakan acara-acara tertentu seperti ulang tahun anak yang sederhana atau sejenisnya di rumah dengan mengundang beberapa anak di sekitar lingkungan rumah.

Mungkin saja aktivitas anak di sekolah membuat anak menjadi jarang berkumpul dengan anak-anak di sekitar lingkungan rumah. Dengan demikian, pada kesempatan inilah kita bisa membuat suasana yang bisa mengakrabkan anak kita dengan anak-anak lain di sekitar lingkungan rumah.

Related Posts:

Label