Cara Membangkitkan Minat Bertanya pada Anak

Biasanya setelah guru menjelaskan panjang lebar mengenai pelajaran tertentu, di akhir penjelasan guru selalu membereikan kesempatan kepada muridnya untuk bertanya.

Ketika murid bertanya, tentu akan membutuhkan keberanian. Karena tanpa keberanian, kegiatan bertanya pada guru di kelas akan mengalami hambatan.




Untuk itu, guru perlu mengajarkan murid untuk berani berbicara di depan guru dan teman sekelasnya.
Misalnya dengan memberi kesempatan anak secara bergiliran untuk menceritakan pengalaman apa saja yang dialami saat libur sekolah pada hari minggu.

Cara ini terbukti efektif diterapkan untuk memicu keberanian serta rasa percaya diri anak yang tadinya takut untuk bertanya, hingga akhirnya terpacu untuk memberanikan diri "bersuara" karena termotivasi melihat teman-temannya.

Untuk anak yang memang memiliki kepribadian pemalu, maka guru harus ekstra sabar dan jangan pernah lelah untuk terus memancing rasa ingin tahu anak.

Pancinglah murid untuk bertanya dengan memberlakukan sisten reward.

Related Posts:

4 Hal yang Diinginkan Orangtua Kepada Guru

Guru adalah sosok yang sangat istimewa di mata Tuhan karena berkat ilmunya tersebut, seorang anak yang tidak mengetahui menjadi tahu apa apa yang dimaksudakannya.

Guru adalah Pahlawan Tanda Jasa. Bahkan di luar negeri,gaji seorang guru lebih dan melebihi gaji yang lain misalnya adalah karyawan swasta.

Karena begitu besar jasanya terhadap masa depan penerus bangsa, sudah selayaknya pemerintah menghargai jasa-jasanya dengan cara salah satunya adalah kesejahteraan para guru.
Memang pendidikan anak tak mungkin diserahkan seartus persen kepada guru. Orangtuanya juga harus turut andil dalam mendidik anak dengan sebaiknya.

Apa saja yang diinginkan oleh orangtua kepada guru anaknya? Berikut ini ada empat hal yang diinginkan oleh orangtua kepada seorang guru.




4 Hal yang Diinginkan Orangtua Kepada Guru


1. Komunikasi yang jelas dan intensif dengan guru guna untuk mengetahui perkembangan anaknya di sekolah.

2. Guru dapat memberikan penjelasan yang baik tentang kondisi anak di sekolah dan apa saja yang dibutuhkan anak di rumah.

3. Guru dapat menjadi teman diskusi/rekan bagi orangtua untuk menangani segala persoalan anak, khususnya yang berpengaruh pada proses belajarnya.

4. Guru dapat menerima masukan orantua demi kebaikan anak.

Related Posts:

Berapa Range IQ Anak

Tes IQ sebenarnya lebih merupakan evaluasi untuk orangtua dari anak tersebut, bukan hanya sekedar untuk menentukan apakah anak ini pintar atau tidak dan lain sebagainya.

Akan tetapi lebih mengarah terutama aspek-aspek kecerdasan yang diperoleh dari suatu rangkaian psikotes yang nantinya akan mendapatkan nilai taraf kecerdasan (IQ).

Nantinya akan bisa menggambarkan sampai seberapa besar stimulasi yang telah diberikan oleh orangtua kepada anaknya, sehingga anak akan memiliki suatu pengetahuan yang luas, cara berpikir kritis dan kreatif.

Setelah mendapatkan hasil dari tes IQ, orangtua perlu menindaklanjuti saran-saran yang diberikan oleh psikolog. Setiap hasil akan memberikan umpan balik pengembangan anak berikutnya.


Kemudian dapat mengetahui bagaimana pola asuh yang tepat, gaya belajar anak, perkembangan kematangan sosial emosi anak dan masalah apa yang kira-kira dihadapi anak dengan struktur kecerdasan yang didapatkan.

Range IQ Anak


Selanjutnya sejauh mana hasil tes IQ mencerminkan tingkat intelegensi anak? Pakar psikolog David Weschler berhasil membuat kategori taraf kecerdasan sebagai berikut:




1. Kurang dari 80 = Lambat belajar.
2. 81-90 = Di bawah rata-rata.
3. 91-110 = Rata-rata.
4. 111-119 = Di atas rata-rata.
5. 120-127 = Superior (cerdas).
6. Di atas 128 = Very superior (sangat cerdas).

Angka yang didapat dari tes IQ merupakan gambaran tingkat intelegensi seseorang, seperti pada definisi tentang kecerdasan itu sendiri.

Namun angka IQ yang didapatkan merupakan hasil perpaduan antara aspek-aspek kemampuan berpikir,kemampuan pengamatan, kemampuan analisa dan perkembangan kemampuan koordinasi motorik seseorang sehingga orang tersebut menjadi berpikir cepat dan bertindak dengan ketrampilan yang sesuai.

Related Posts:

Jangan Lakukan 4 Hal ini Jika Ingin Anak Anda Cerdas

Perkemabangan intelegensi dan psikologis merupakan suatu ukuran yang subyektif meskipun hal ini menjadi pilihan orangtua untuk melakukan tes OQ atau tidak terhadap anaknya.

Sama seperti halnya sakit gigi, orangtua masih banyak yang enggan membawa anaknya ke psikolog jika merasa tidak ada keluhan yang dirasakan.

Alangkah baiknya jika anak sedini mungkin dites IQ meskipun tak ada keluhan yang sangat mengganggu kelancara aktivitas anak di sekolah maupun lingkungan bermainnya.

Orangtua perlu memahami usia-usia dimana anak sudah diajarkan melayani dirinya sendiri dan meminimaliskan bantuan fisik pada kegiatan-kegiatan seharinya.

Menginginkan anak cerdas, itu idaman setiap orangtua. Makanya kalau ingin anaknya cerdas, jangan melakukan hal-hal yang disebutkan di bawah ini.


Jangan Lakukan 4 Hal ini Jika Ingin Anak Anda Cerdas


1. Kurang semangat mengajak anak komunikasi.

Terutama jika kedua orangtuanya bekerja, anak sehari-hari bersama pengasuh.

2. Memberi pengasuh khusus anak.

Terutama hingga melebihi usia 3 tahun, sehingga anak tumbuh dengan merasa selalu ada orang dewasa yang siap membantunya jika ia menginginkan sesuatu.




3. Jangan berikan mainan perangkat audio visual yang bisa mengeluarkan bunyi.

Terutma gadget agar anak tenang. Karena kebanyakan anak menjadi gelisah saat perangkat audio atau gadget di depannya.

4. Kegiatan bermain kurang variatif.

Dengan banyak alasan, keamanan, udara panas atau teman sebaya.

Related Posts:

Kerjakan 5 Hal ini Jika Ingin Anak Cerdas

Anak yang cerdas selalu memiliki IQ yang tinggi. IQ adalah kepanjangan dari Intelligence Quotient yang memiliki arti kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir rasional dan menghadapi lingkungan secara efektif.

Secara garis besar, intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.

Oleh karenanya, intelegensi tidak bisa diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional tersebut.

Sebagai orangtua, siapa yang tak senang jika anaknya memiliki kecerdasan yang lebih daripada teman-teman sebayanya. Apalagi ditambah dengan budi pekerti yang luhur.


Ada beberapa tips buat orangtua jika anaknya ingin cerdas.

1. Stimulasi anak sedini mungkin.

Sejak ia lahir ke dunia, ajaklah ia untuk berkomunikasi, membiasakan bayi menatap mata orang yang mengajak bicara dengannya dan sebagainya.

2. Kenalkan buku sejak bayi.





3. Ajak mengamati obyek yang ada di sekitarnya secara langsung.

Tidak hanya melalui buku atau media audio visual saja. Misalnya mengamati binatang, ciri khas yang dimiliki, mungkin menyentuh bulu yang ada di tubuhnya dan sebagainya.

4. Keseimbangan bertemu dengan orang dewasa dan teman seusianya.

Sehingga anak bisa mendapatkan informasi dari orang dewasa dan teman sebayanya. Tidak hanya salah satu dari keduanya.

5. Keseimbangan bermain dalam ruangan dan luar ruangan.

Agar kemampuan pandangan luas, ketrampilan motorik optimal dan kondisi emosi lebih stabil karena adanya kehidupan bervariasi di dalamnya.

Related Posts:

Usia Ideal Anak untuk Tes IQ

Namanya juga orangtua, pasti ada yang berpikiran seperti ini. Saya melihat ada teman anakku yang terlihat begitu cerdas dan mendapatkan nilai baik di sekolahnya.

Banyak yang memuji akan kepandaiannya karena mungkin hanya sedikit saja anak usia di sekolahnya yang begitu mencolok tentang kepandaiannya tersebut.

Orang berpikir juga pasti IQ anak tersebut pasti tinggi. Pasti ada yang penasaran juga berapa sih nilai tes IQ-nya dan seberapa pentingkah tes IQ dilakukan pada anak.


Perlu diketahui bahwa semakin muda usia seorang anak yang melakukan tes IQ, maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya perubahan nilai IQ itu sendiri.

Hal tersebut terjadi karena IQ berhubungan dengan norma usia. Sehingga jika seseorang bertambah usia, namun pengetahuan tidak bertambah, sikap kritis tidak meningkat, dari inilah bisa dilihat besarnya nilai IQ seseorang naik atau turun.

Umur Ideal


Berdasarkan alat bantu psikologi yang dapat memperoleh nilai IQ, usia terkecil adalah umur 2,5 tahun. Akan tetapi jika dihubungkan dengan idealnya seorang ank melakukan tes IQ, tidak bisa ditentukan pada usia berapa.

Hal tersebut dikarenakan tes IQ lebih merupakan kebutuhan dan evaluasi. Jadi bukan seperti tes pada akademik yang perlu diberikan setiap kurun waktu tertentu.





Pengukuran potensi kecerdadsan lebih disarankan pada saat anak berusia di bawah 11 atau 12 tahun, dimana setelah usia ini stimulasi masih cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak.

Terkadang ada orangtua yang tanpa sengaja melakukan tes IQ pada anaknya setiap mereka memasuki tingkat sekolah yang baru. Misalnya saat akan memasuki SD, saat akan memasuki SMP, saat akan masuk SMA disertai analisa yang tepat.

Dan pada saat akan memilih jurusan di perguruan tinggi. Hanya saja orangtua harus cukup bijak dalam menerima tes IQ anak-anaknya.

Related Posts:

3 Tips Mendidik Anak Sopan Santun

Banyak orang tua yang bilang bahwa sekarang ini anak-anak sangat kurang paham arti sopan santun. Tak l;ain karena berkembangnya jaman, anak lebih kritis terhadap sesuatu.

Sopan santun merupakan suatu keutuhan dari aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Sopan bisa diartikan sebagai pengertahuan dan pengertian anak pada suatu tata krama dan tata tertib.

Sedangkan santun adalah bentuk penerapan dari pengetahuan tata krama dan tata tertib yang terlihat dalam suatu prilaku atau tindakan (psikomotorik).


Sebagai orang Indonesia yang sangat terkenal akan sopan santunnya di dunia ini, maka tak ada salahnya diwariskan kepada generasi mendatang termasuk anak-anak kita.

3 Tips Mendidik Anak Sopan Santun


Berikut ada tiga tips untuk mendidik anak agar bisa ber-sopan santun dengan ikhlas hati.






1. Diskusi dengan pasangan.

Diskusikan dengan pasangan tentang nilai-nilai sopan santun yang akan diajarkan dan tetaplah konsisten.

2. Be creative.

Kemaslah secara kreatif dan persuasif sehingga anak tidak terlalu merasa digurui.

3. Jangan pernah menuntut anak untuk menjadi sempurna.

Sebaiknya ajarkan dengan mindst "be better each day". Anak diajarkan memperbaiki diri, meningkatkan potensi dalam diri, menerima adanya kelebihan dan kelemahan dalam diri.

Yang terpenting adalah konsistensi dari orangtua dan pengasuh. Tentunya pada saat anak mampu bilang "tolong" dan terima kasih". Anak diberi pujian dan menjawab terima kasihnya dengan "sama-sama".

Related Posts:

6 Solusi Jika Anak Gemar Mengarang Cerita

Apakah anak Anda suka bermain kata-kata dan menjadikannya suatu cerita yang manis untuk dibaca? Hal tersebut bisa jadi benar karena mereka mendapatkan tugas dari gurunya untuk mengarang cerita.

Namun apa jadinya kalau anak sudah mulai mengarang cerita untuk membohongi orangtuanya? Ini yang menjadi salah satu kekhawatiran orangtua terhadap anaknya.

Perilaku memanipulasi informasi yang benar untuk kepentingan diri sendiri atau mengarang cerita merupakan salah satu tahap perkembangan yang pasti dilalui oleh setiap anak seperti layaknya tahpan berjalan maupun berbicara.

Cuma, yang menjadi pertanyaan adalah apakah anak-anak yang berusia sangat muda memang sudah mampu menciptakan kebohongan. Kita seringkali melihat anak-anak bermain pura-pura menjadi dokter-dokteran dan sebagainya.
Kalau tujuannya untuk berbohong dan membohongi orangtua, mana bisa dibiarkan. Kita harus membantunya agar menjadi benar. Meskipun anak-anak sering mengarang cerita, bukan berarti mereka akan jadi pembohong ketika sudah besar nanti.




6 Solusi Jika Anak Gemar Mengarang Cerita


Berikut ini yang bisa dilakukan agar anak tidak mengarang cerita yang tidak baik.

1. Beri respon netral.

Ketika anak mulai mengarang cerita, maka berilah respon yang netral dan tidak berlebihan. Misalnya, "Bagus ceritanya, yuk kita buat buku saja."

Cara ini dilakukan ketika kita ingin mengembangkan kemampuan imajinatif dan kreatifnya tanpa mendorong perilaku tidak jujur.

2. Bimbing anak.

Bimbinglah anak saat terjadi situasi yang rawan atau yang dapat mendorongnya untuk berbuat tidak jujur.

3. Jaga self esteem pada anak.

Orangtua perlu sering memberi penghargaan atau pujian pada anak. Misalnya saja ketika anak telah berhasil dalam suatu tugas atau mempelajari hal baru.

4. Berikan aturan dan konsekuensi yang jelas.

Pilah mana perilaku yang bisa diterima dan mana yang tidak.

5. Hargai anak jika berperilaku baik.

Pujilah kejujurannya namun tetap kembali fokus pada kesalahan yang telah diperbuat. Jujur tak berarti lepas dari tanggungjawab. Hal ini akan mendorong anak untuk tidak takut berkata jujur.

6. Jangan frustasi jika anak tetap berbohong.

Tetaplah konsisten memuji setiap kejujuran yang dilakukan anak dan menerapkan konsekuensi atas ketidakjujurannya. Dengan demikian diharapkan anak akan memahami betapa pentingnya kejujuran.

Related Posts:

4 Pentingnya Mendampingi Anak Belajar

Jangan pernah meremehkan peran pendampingan Anda sebagai orantua selama buah hati belajar. Karena pendampingan belajar ini ternyata membawa hasil yang memuaskan.

Proses belajar anak menjadi cenderung semakin baik. Para pemerhati pendidikan mengklaim bahwa teori psikologi perkembangan anak membuktikan bahwa anak semakin baik jika proses belajarnya didampingi oleh orangtuanya.

Memang ada perbedaan anak ketika belajar didampingi dengan yang tidak. Anak yang tidak didampingi belajar, maka ia akan merasa kurang mendapat perhatian dan menyebabkan anak malas belajar.


Selain secara psikologis, perhatian orangtuanya tersebut akan membantu anak tidak merasa sendirian, percaya diri dan merasa diperhatikan.

Perasaan nyaman dan diperhatikan itu akan menjadi awal belajar yang baik dan bisa menumbuhkan motivasi belajar anak.

Membangun Kedekatan


Sebaiknya orangtua meluangkan waktunya untuk mendampingi anak belajar ketika di rumah. Sangatlah penting mendampingi anak belajar. Sebab orangtua bisa mengetahui perkembangan anaknya secara persis.




4 Sisi Positif


1. Hubungan kedekatan antara anak dan orangtua.

Kedekatan keduanya bisa berjalin dengan baik. Secara teori psikologi komunikasi, orangtua yang mendampingi anaknya bisa membuat pikiran anak menjadi nyaman dan tenang.

Tentu saja kalau bentuk komunikasi yang ada adalah secara ramah dan menyenangkan dan tak ada ketegangan.

2. Orangtua bisa menbantu anaknya ketika ia mendapatkan kesulitan dalam memahami materi.

Jika tak ada yang mendampingi, terkadang anak menjadi putus asa sehingga ia enggan belajar karena masalnya tak ada solusinya.

3. Anak menjadi termotivasi giat belajar.

4. Merupakan bentuk perhatian orangtua.

Orangtuanya juga ikut peduli akan belajar anak-anaknya.

Related Posts:

10 Hal yang Sering Dilakukan Orangtua Kepada Anak

Semua orangtua pasti ingin anaknya menjadi seorang anak yang berbakti dan berbudi pekerti yang luhur. Mana ada orangtua yang kepingin anaknya menjadi seorang penjahat. Tentu tak ada kan.

Secara sadar maupun tak sadar, ada berbagai hal yang dilakukan atau diterapkan oleh orangtua kepada buah hatinya. Kalau hal yang baik, tak jadi masalah dan banyak dukungan.

Namun sayangnya, apa yang dilakukan oleh orangtua tersebut baik untuk tumbuh embang anak. Apalagi anak bakal bisa meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya.


10 Hal yang Sering Dilakukan Orangtua Kepada Anak


1. Orangtua berteriak karena anak tak patuh.

Ini dilakukan oleh orangtua karena setelah beberapa kali dipanggil namun tidak menjawab atau meresponnya. Teriakan orangtua akan membuat anak takut akan konsekuensi yang akan diterimanya.

2. Ibu menjatuhkan diri ke lantai.

Merasa kesal kepada anak karena lantainya masih dibersihkan namun si anak selalu saja lewat seenaknya. Ibu menjatuhkan diri ke lantai sebagai bentuk peragaan karena lantai licin.

3. Membacakan dongeng atau cerita yang positif.

Misalnya kisah anak yang sangat kuat karena dia memakan sayur setiap harinya dan sebagainya.

4. Ketika anak tidak mau tidur, ibu menakut-nakutinya.

Kalau masih tetap saja bermain di halaman rumah maka akan datang badut dan sebagainya.




5. Membiarkan anak menangis terus menerus.

Sambil mengawasi terus si anak dan mengatur napas agar tak terpancing emosi.

6. Memberikan penjelasan pada anak atau menasehati dengan saling tatap muka.

Dengan begitu, anak merasa tak akan terancam.

7. Memberikan hadiah ketika anak mematuhi peraturan.

Bisa berupa makanan ataupun mainan.

8. Menjubit, menjewer anak.

Bahkan ada yang memukul karena orangtua kesal saat anak tak mau menurut.

9. Mengucapkan "tolong" dan "terimakasih"

Sangat berguna untuk mengajarkan anak menghargai orang lain.

10. Memberikan time out di sudut kamar.

Ini terjadi ketika anak tidak mau mematuhi perintah orang tuanya.

Related Posts:

Akibat dari Memanjakan Anak

Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Dan sebagai orangtua tentu sudah menjadi kewajiban utama dan paling penting untuk mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada anak-anaknya.

Bagi anak, tak ada yang paling berharga selain kasih sayang orangtuanya. Perasaan anak akan lebih bahagia dengan belaian kasih sayang ibu dan ayahnya.

Kasih sayang yang diberikan tidaklah harus mewah, ungkapan kata-kata yang diucapkan oleh orangtua kepada anaknya juga merupakan kasih sayang yang tak terhingga.

Boleh-boleh saja sayang kepada anak, asalkan jangan memanjakannya.

Selain menjadi pribadi yang tidak mandiri dan tidak menghargai orangtua, anak yang terlalu dimanja kelak akan menjadi anak yang egois. Karena setiap orang harus memenuhi keinginannya.





Anak juga punya inisiatif, karena dari kecil anak tidak pernah dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri. Kemudian rasa percaya dirinya juga kurang karena tidak pernah diberi kesempatan untuk merasa berhasil dan anak dibiarkan tanpa melakukan usaha.

Sifat manja ini bisa disebabkan oleh lingkungan, namun yang paling utama adalah justru dari keluarganya sendiri.

Terkadang orangtua berdalih bahwa itu adalah bentuk dari kasih sayang, padahal hal tersebut salah. Meskipun demikian, anak yang sudah terlanjur manja dan egois, masih dapat dibantu untuk memperbaiki.

Namun sebelumnya, orangtua perlu menyadari terlerbih dahulu bahwa memanjakan anak bisa berakibat buruk buat buah hati. Jika sudah mengetahui, orangtua bisa bantu pelan-pelan.

Karena semakin anak dimanja, maka karakter manja yang ada pada diri anak akan sulit untuk dihilangkan.

Related Posts:

Agar Si Kecil Tak Takut Dikhitan

Pernah melihat atau mungkin pernah mengalami si kecil tidak mau dikhitan karena merasa takut, padahal usia mereka sudah cukup dan memang sudah waktunya untuk dikhitan.

Hal ini kerap membuat orangtua menjadi bingung.

Sebagai orangtua, tidak perlu memaksakan kehendak dalam hal ini, apalagi sampai berbohong kepada anak agar anaknya mau dikhitan dengan sukarela.

Apa saja yang dialami pada masa kanak-kanak, pasti akan terbawa pada masa mendatang. Tahu sendiri kan, ada orangtua yang bilang kalau khitan itu tidak sakit, padahal bagaimanapun juga khitan itu tetaplah sakit.

Berikan Informasi


Alangkah lebih baiknya jika orangtua memberikan referensi kepada anak tentang banyaknya manfaat yang didapat jika si kecil melaksanakan khitan.

Ketika anak berusia dua tahun, anak sudah bisa diajak untuk berkomunikasi. Maka sejak itulah orangtua bisa memberikan informasi-informasi terkait dengan khitan.


Jelaskan kepada si kecil bahwa khitan itu ada keterkaitan antara manfaat fisik dan psikologi.

Dilihat dari sisi kesehatan, jelaskan kepada si kecil bahwa khitan membawa dampak yang positif yaitu untuk menghilangkan beberapa penyakit.

Secara psikologi, biasanya anak yang sudah dikhitan akan merasa lebih percaya diri. Dia akan bangga akan bilang ke teman-temannya bahwa dia sudah dikhitan. Kemudian, dia akan merasa lebih mandiri dan merasa sudah menjadi lebih dewasa.

Sebelum memutuskan khitan, orangtua harus juga bisa melihat kesiapan fisik dan mental dari si kecil. Untuk kesiapan fisik, bisa dilihat dari kesehatan anak. Kemudian kalau mental, dilihat apakah anak sudah berani menghadapi rasa sakit dari pelaksanaan khitan itu sendiri

Kalau anak sudah siap, maka lebih baik orangtua menyegerakannya. Karena kalau ditunda, anak akan menjadi minder dan cenderung tertutup. Apalagi kalau semua temannya sudah dikhitan semua.

Sebenarnya usia ideal untuk khitan tidak bisa ditentukan. Memang lebih baik sejak usia bayi karena di usia tersebut, luka bisa cepat sembuh. Namun jika sudah terlanjur, tunggu sampai anak bisa diajak berkomunikasi.




Selalu Support Anak


Setelah memberikan informasi tentang khitan, langkah selanjutnya adalah mencari informasi sebanyak mungkin tentang metode-metode khitan yang cocok dan sesuai dengan budget serta kemauan anak.

Carilah dokter yang menyenangkan dan bisa membuap psikologi anak tidak tertekan pada saat khitan. Perasaan yang senang akan berdampak pada proses penyembuhan.

Serlain itu, dukungan orangtua sangat diperlukan anak ketika sedang menjalani khitan.

Pemberian reward boleh saja dilakukan oleh orangtua untuk memicu semangat anak. Tapi pilihlah reward yang bisa membuat anak lebih mandiri, bukan hanya mengikuti tuntutan lingkungan sekitarnya.

Dan yang paling terakhir adalah pilihlah waktu yang tepat untuk mengkhitan anak. Misalnya saja pada saat liburan sekolah, karena setelah dikhitan butuh waktu untuk pemulihan luka khitan.

Related Posts:

Cara Menanamkan Hidup Sehat pada Anak

Harus disadarai bahwa menanamkan nindset hidup sehat sejak dini kepada anak adalah sesuatu yang sangat penting.

Pole hidup sehat seharusnya ditanamkan kepada anak kita sedini mungkin. Kemudian langkah apa yang tepat untuk menggapai hal tersebut?

Semua psikolog sepakat dan setuju kalau pendidikan terbaim adalah dengan keteladanan.

Seperti apakah pembiasaan berlatih hidup sehat? Tentu saja dimulai dari hal yang sederhana dahulu. Misalnya saja pada saat mu makan dan sesudah makan, anak harusnya dibimbing cuci tangan terlebih dahulu.
Sekali dua kali diberi keteladanan untuk mencuci tangan, dan perhatikan apakah dia mulai ikut cuci tangan sendiri pada saat akan makan ataukah malah belum.

Sebagai orangtua, kita bisa memberikancontoh lalu mengingatkan kepada anak jika tidak melakukannya. Dalam memberi contoh atau teladan, sebaiknya sambil diberikan pemahaman. Mengapa harus cuci tangan , mengapa harus tidur tidak larut malam dan sebagainya.

Menjaga Kebersihan


Kesehatan dan kebersihan adalah dua hal yang identik. Untuk terus menanamkan mindset hidup sehat, ajaklah anak untuk ikut menjaga kebersihan.

Terlebih dahulu dalam lingkungan rumah. Caranya adalah libatkanlah anak dalam kerja bakti menjaga kebersihan dalam lingkunhan rumah tangga.

Ajaklah buah hati untuk memberisihkan kmar mandi buat anak yang sudah sekolah dan hanya dengan melihat saja bagi anak yang masih belum cukup umur.




Untuk pengembangan menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari kewajiban membersihkan area kamarnya sendiri terlbih dahulu. Setelah itu dikembangkan untuk membantu menjaga kebersihan kamar mandi dan kebersihan lingkungan lain di dalam rumah.

Secara Bertahap


Hal yang mungkin saja cukup susah adalah agar anak mengikuti contoh baik dari orangtuanya yaitu mengonsumsi makanan berserat. Jangan sampai mengikuti soal rasa dan kesukaan anak.

Junk food tak baik buat anak. Orangtua perlu menanamkan tentang kebutuhan tubuh akan sumber-sumber nutrisi. Yang terpenting adalah terlebih dahulu pemberian contoh serta pembiasaan tentunya. Kalau orangtua doyan, maka sangat mungkin anak akan mengikuti doyan.

Tak perlu semua dicontohkan namunharus secara bertahap agar bisa menjadi klebiasaan hidup sehat dan badan anakpun menjadi sehat dan kuat.

Related Posts:

Cara Hadapi Si Kecil yang Cemburu

Dalam berumah tangga, kehadiran anak lebih dari satu tentunya merupakan sebuah berkah tersendiri. Namun jika olrangtua belum bisa mengatur, maka akan terjadi kecemburuan antar saudara.

Cemburu bisa terjadi karena dua saudara atau lebih ini tumbuh dalam satu keluarga yang sama. Jarak kelahiran yang tidak terlalu jauh, akan membuat adik kakak ini memerlukan kasih sayang dan perhatian yang sama.

Untuk itulah dalam menghadapi situasi yang seperti ini, sikap orangtua haruslah bijak dalam memberikan porsi kasih sayang kepada anak-anaknya.

Orangtua harus pandai-pandai dalam membagi waktu, bisa berkomunikasi dengan pasangan. Ketika adik dipegang ayah, si kakak bisa dipegang oleh ibunya. Memang perlu fleksibilitas, kalau tidak, bisa melahirkan sifat iri.

Lalu apa yang semestinya dilakukan oleh orangtua jika buah hatinya selalu merasa cemburu kepada saudara. Berikut ini yang harus dilakukan.

Si Anak Berusaha Mencari Perhatian


Adapun faktor-faktor yang biasanya membuat cemburu si kecil adalah yang bersifat kesenangan anak seperti makanan, mainan dan barang-barang yang dimiliki oleh saudaranya.

Yang bersangkutan akan berusaha untuk mendapatkan perhatian orang di sekitarnya. Untuk mengatasinya, dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak tidak menjadi cemburu.

Untuk mengekspresikan bentuk kecemburuannya, si sulung biasanya menggoda orangtua atau adiknya. Mulai dari merusak mainan adiknya, bertingkah membuntuti orangtuanya dan sebagainya.




Apa yang Harus Dlakukan


Kalau sudah melihat si kecil mengalami kecemburuan, apa yang harus dilakukan oleh orangtua? Orangtua perlu bertindak bijak sehingga tidak terkesan pilih kasih.

Misalnya saja apabila salah satu melakukan kesalahan, maka bukan berarti yang salah saja yang ditegur dan mendapatkan hukuman, namun keduanya perlu dinasehati dengan bijak.

Hukuman harus sesuai dengan anak seusianya dan sesuai dengan kesalahan yang diperbuatnya. Jadi, bisa membuat anak lebih berhati-hati dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Selain itu, orangtua juga perlu mengerti karakter masing-masing anak. Hal ini akan terlihat jika anak sudah menginjak usia batita.

Sifat cemburu pada anak perlu diwaspadai karena kalau sudah semakin besar nanti, biasanya juga akan ikut sifat ini dan akan menimbulkan sifat iri.

Related Posts:

Liburan Produktif Bersama Buah Hati

Liburan merupakan masa-masa anak untuk beristirahat dari rutinitasnya. Istilahnya adalah memang anak tidak memikirkan pelajaran atau yang berhubungan dengan sekolah.

Kebanyakan orang menyebutnya dengan rekreasi. Re antinya kembali dan kreasi artinya membuat sesuatu yang baru. Jadi harapannya, dengan liburan anak-anak akanb mendapatkan sesuatu yang baru dan bisa berkreasi.

Liburan sangat dibutuhkan oleh anak-anak dan tak perlu mahal atau harus menghabiskan budget banyak. Yang terpenting, setelah selesai liburan, anak akan mendapatkan sesuatu yang baru dan bisa fresh serta menikmati liburannya.

Akan tetapi sebelum melakukan liburan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua agar liburannya bisa membawa dampak positif pada anak.
Apa saja itu?

Persiapan


1. Orangtua harus merencanakan budget atau keuangan.

Hal ini penting dipersiapkan, karena bagiamanpun sederhanyanya liburan, pasti akan membutuhkan dana. Jadi orangtua juga harus memperhitungkan dana yang cukup, minimal untuk beli jajan anak.

2. Ajak komunikasi dengan anak mau liburan kemana.

Perencanaan yang matang di jauh-jauh hari, juga penting.

Ada banyak liburan yang bisa dipilih untuk anak. Salah satunya adalah menyambung silaturrahmi berkunjung ke rumah saudaranya, terutama anak yang hidup di perkotaan.




Masa liburan adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh anak. Tak harus dihabiskan dengan yang mewah-mewah. Ke rumah saudaranya di desa saja sudah cukup bagus.

Liburan Kreatif


Dengan mengajak anak untuk pergi ke desa atau mengunjungi rumah keluarga yang ada di daerah pedesaan, maka akan ada manfaat yang bisa didapatkan oleh anak.

Si kecil akan bisa mengetahui suasana desa karena selama ini terbiasa dengan suasana kota. Kemudian anak juga bisa lebih dekat dengan saudara yang mungkin ia temui hanya pada saat lebaran Idul Fitri saja.

Liburan sekaligus mempererat tali silaturrahmi.

Jika memang orangtua tidak mempunyai waktu untuk menganratkan anak ke luar kota, orangtua juga bisa sekedar mengajaknya jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Kalau memang ada kebutuhan sekolah yang harus dibeli bersama, bisa dilakukan pada saat itu juga.

Kemudian kalau tidak bisa keduanya, yaitu ke desa atau ke pusat perbelanjaan, orangtua bisa mengajak anak untuk berkebun atauatihan memasak di rumah, atau sesuatu yang kreatif lainnya.

Related Posts:

6 Dampak Positif dari Metode "Positive Parenting"

Dinamakan positive parenting, karena metode ini menekankan sikap positif orangtua. Misalnya saja adalah menjalin komunikasi yang efektif dengan anak, ingin mendengarkan pemikiran dan perasaan anak, serta tidak menggunakan kekerasan sebagai bentuk hukuman dalam mendisiplinkan anak.

Hal ini berarti ketika pada suatu saat menghadapi perilaku anak yang kurang bisa diterima, orangtua harus bisa bersikap positif dan tenang. Tujuannya adalah untuk membantu anak memahami batasan serta aturan yang ada dalam cara yang tidak menekan maupun memarahi buah hati.

Contoh yang paling sederhana dengan metode ini adalah orangtua memberikan contoh yang baik kepada anak. Karena pada dasarnya anak akan menyerap nilai-nilai yang mereka lihat dan ditanamkan oleh orangtua selama di rumah.





6 Dampak Positif dari Metode "Positive Parenting"


Jika metode ini dilakukan secara konsisten maka akan membawa dampak positif bagia anak, antara lain adalah:

1. Hubungan akan lebih baik terjalin antara orangtua dan anak.

Metode ini lebih mengedepankan pada bimbingan dengan kasih sayang terhadap anak dibandingkan dengan pemberian hukuman dalam menegakkan disiplin.

2. Mengembangkan kepercayaan diri anak.

Positive parenting memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dalam situasi yang tidak mengancam. Mengingat metode ini menghindarkan penggunaan larangan ataupun kata-kata seperti "jangan" atau "tidak".

Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berani dalam mencoba hal-hal yang baru.

3. Bisa menjadi modal dalam menjalin interaksi sosial dengan orang lain.

3. Meningkatnya kepercayaan anak bisa menjadi modal dalam menjalin interaksi sosial dengan orang lain. Anak tidak akan ragu lagi untuk berinteraksi dengan orang lain.

4. Anak akan terbiasa untuk memandang dan menghadapi sesuatu dengan cara yang positif.

Orangtua yang menanmakan sikap positif dalam diri anak, maka nantinya anak akan terbiasa untuk memandang dan menghadapi sesuatu dengan cara yang positif.

5. Anak dibiasakan untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan yang dialaminya.

Ini akan akan melatih anak untuk menumbuhkan stabilitas emosi dan dirinya.

6. Mengasah kemampuan kognitif anak.

Bermula dari eksplorasi-eksplorasi, secara tak langsung anak akan bisa mengoptimalkan wawasan serta pengetahuan anak.

Lazada Indonesia

Related Posts:

Kenapa Anak Pintar Meniru Perilaku Orang Lain

Perlu diketahui bahwa setiap anak pasti mempunyai ciri khas pada setiap tubuhnya. Mungkin hanya sedikit saja yang memiliki persamaan, entah gerakan tubuh, cara berjalan atau yang lainnya.

Setiap buah hati pasti mempunyai ciri khas sendiri dalam melakukan gerakan tubuhnya mulai dari cara makan, cara menulis sampai cara berbicara, cara berjalan dan berlari..

Ada anak yang cara berjalannya pelan saja dengan pandangan lurus ke depan, ada juga yang tangannya di samping ketika berlari, dan sebagainya.

Semua ciri khas tersebut merupakan hal-hal yang dapat membedakan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.

Nah sekarang bagaimana kalau anak Anda senang dan pintar sekali meniru gaya dan gerakan orang atau anak yang dilihatnya? Apakah hal ini tidak terlalu berbahaya untuk si anak?

Salah Satu Ciri Anak Cerdas Kinestetik


Orangtua jangan panik terlebih dahulu. Malah seharusnya menjadi bangga karena itu artinya buah hati Anda memiliki kecerdasan kinestetik lebih dibandingkan dengan anak lainnya.

Ya benar, anak yang memiliki kecerdasan kinestetik tinggi memang memiliki kelebihan dalam hal mengolah dan mengkoordinasikan gerakan tubuhnya.




Selain itu, mereka juga memiliki kepekaan yang baik terhadap gerakan atau perilaku orang. Hal inilah yang membuat mereka dapat dengan mudah meniru gerakan atau perilaku orang lain.

Apabila di antara kita sebagai orangtua, ada yang memiliki anak seperti ini, kita perlu memperhatikannya sejenak terlebih dahulu. Yaitu apakah si buah hati meniru gerakan orang lain secara baik dan sikap tenang ataukah menirukan gerakan orang lain secara spontan dan terkesan kaget.

Waspadai


Kalau anak menirukan gerakan orang lain karena kaget dan melakukannya secara spontan, maka kita perlu waspada. Karena ada kemungkinan buah hati kita justru sedang mengalami latah.

Latah merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Cirinya mudah saja, si penderita latah ini akan meniru secara otomatis kata-kata atau gerakan orang lain yang mengagetkannya.

Oleh karena itu, kita harus cermat bila buah hati kita mempunyai kebiasaan meniru gerakan atau perilaku orang lain. Jika ternyata ia justru mengalami latah, tentunya kita harus segera mencari solusi yang tepat agar anak tidak latah lagi.

Sebab, selain tidak bagua untuk perkembangan jiwa anak, latah juga dapat menghambatnya dalam belajar berbahasa.

Related Posts:

5 Strategi Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak

Apa maksud dari kecerdasan kinestetik itu sebenanrnya. Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan yang dimiliki dalam mengontrol gerakannya atau mengolah gerakan tubuhnya dengan baik.

Seorang anak yang memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi, biasanya mereka dapat cepat menguasai aktivitas-aktivitas yang melibatkan fisik, baik motorik kasar maupun halus.

Selain itu, mereka juga sering mengekspresikan gagasan atau emosinya melalui gerakan-gerakan tubuh. Mereka mampu menggerakkan anggota tubuhny dengan terampil serta baik.


Sebagai orangtua, seharusnya sadar kalau anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik yang tinggi, mereka akan sangat suka bergerak dibandingkan dengan anak lainnya.

Berikut ini ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik yang dimiliki oleh buah hati Anda.




5 Strategi Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak



1. Tingkatkan kreativitas anak.

Meningkatkan kreativitas kita dalam melakukan permainan yang berhubungan dengan keterampilan fisik bersama buah hati Anda.

Dengan adanya permainan yang bervariasi, ketrampilan motorik anak pun dapat berkembang secara seimbang. Selain itu, dengan permainan yang bervariasi, anak akan menjadi tidak lekas bosan dan merasa senang ketika bermain.

2. Tidak menolak ajakan anak untuk berolahraga bersama.

Berbagai macam aktivitas serta kewajiban yag harus kita lakukan setiap hari pasti akan membuat kita merasa lelah dan ingin cepat-cepat beristirahat.


Hal inilah yang membuat kita seringkali menolak ajakan buah hati kita untuk berolahraga bersama.

Sebaiknya, memang kita berusaha untuk memenuhi ajakannya untuk berolahraga bersama. Karena kesediaan kita untuk berolahraga bersama merupakan bukti konkret bahwa kita memberikan dukungan kepadanya.

3. Mengajarkan membuat berbagai kerajinan tangan.

Anak yang suka menjahit atau menyulam tentu akan merasa senang ketika kita menambahkan ketrampilan lainnya dengan mengajarkan berbagai macam kerajinan tangan lainnya.

4. Memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak.

Sebaiknya kita tidak melarang atau memarahi anak ketika mereka melakukan beberapa gerakan anggota badan karena hal tersebut merupakan salah satu cara anak untuk mengekspresikan dirinya.

5. Arahkan anak mengembangkan bakat aktivitas fisiknya.

Kita bisa mengarahkan anak untuk mengikuti kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik seperti karate, berenang, panjat tebing dan sebagainya.
Tentu saja kita harus mempertimbangkan kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat anak.

Related Posts:

Apa Itu Positve Parenting ? Dan Apa Contohnya ?

Orang tua mana sih yang tak suka jika balitanya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal? Bukan hanya secara fisik saja, melainkan juga secara psikologis dan emosional.

Nah, salah satu pengasuhan yang disinyalir bisa membantu mewujudkan hal itu semua adalah penerapan metode "Posotive Parenting" sejak usia dini.

Apa itu metode positive parenting?
Positive parenting adalah suatu pendekatan dalamengasuhan anak yang dilandasi respek, serta dilakukan secara konstruktif.


Dinamakan positive, karena metode ini menekankan sikap positif orangtua. Misalnya saja adalah menjalin komunikasi yang efektif dengan anak, ingin mendengarkan pemikiran dan perasaan anak, serta tidak menggunakan kekerasan sebagai bentuk hukuman dalam mendisiplinkan anak.

Hal ini berarti ketika pada suatu saat menghadapi perilaku anak yang kurang bisa diterima, orangtua harus bisa bersikap positif dan tenang. Tujuannya adalah untuk membantu anak memahami batasan serta aturan yang ada dalam cara yang tidak menekan maupun memarahi buah hati.

Contoh yang paling sederhana dengan metode ini adalah orangtua memberikan contoh yang baik kepada anak. Karena pada dasarnya anak akan menyerap nilai-nilai yang mereka lihat dan ditanamkan oleh orangtua selama di rumah.





Dua Contoh Perilaku Positive Parenting

1. Jika orangtua ingin anaknya respek dan menghormati yang lebih dewasa, maka orangtua juga harus menunjukkan perilaku yang serupa terhadap orang yang lebih dewasa.

2. Jika orangtua ingin menanamkan kebiasaaan anak untuk bangun pagi, maka orangtua juga sebaiknya tidak menunjukkan sikap bermalas-malasan saat bangun padi di hadapan anak.

Dari dua contoh tersebut, bisa dilihat kira-kira apa saja yang bisa dilakukan oleh metode positive parenting ini. Terkadang malah tanpa sadar, orangtua sudah menerapkan metode ini.

Hindari Kata-kata Negatif


Memang salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari metode ini adalah komunikasi. Pada saat orangtua ingin anak melakukan sesuatu, maka lakukanlah dengan permintaan yang jelas, sopan serta tidak mengancam.

Prinsipnya adalah selalu hindari kata-kata yang negatif.

Sejak Usia Satu Tahun


Semakin metode ini diterapkan orangtua, maka akan semakin bnyak manfaatnya bagi pertumbuhan anak. Mengingat salah satu penerapan metode ini adalah komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak, serta penanaman disiplin, maka bisa diterapkan sejak anak memasuki usia satu tahun.

Sesuaikan Dengan Usia Anak


Selain itu, sesuaikan penggunaan kata-kata dalam kalimat yang sesuai dengan usia anak. Kemampuan memahami kata-kata tgiap anak berkembang tiap tahunnya serta berbeda-beda pula.

Perbedaan usia ini berperan dalam menentukan cara orangtua bersikap atau mengajak anak melakukan perilaku tertentu. Anak usia batita jelas berbeda pemahamannya dengan usia balita.

Lakukan dengan Konsisten


Jika metode ini dilakukan dengan konsisten, maka dapat memperbaiki perilaku anak dibandingkan dengan memberikan disiplin lewat cara kekerasan.

Related Posts:

8 Ciri-Ciri Anak Cerdas Secara Musikal

Kecerdasan musikal artinya adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan berbagai macam bentuk musik.

Anak yang cerdas secara musikal belum tentu memiliki suara yang merdu. Tapi mereka pasti sangat hebat dalam menerapkan nada dengan tepat dan akurat.

Pada umumnya, anak yang memiliki kecerdasan musikal yang tinggi, dia memiliki kepekaan yang sangat baik terhadap beragam suara, irama dan nada-nada yang didengarnya.

Hal tersebut bisa ditunjukkan dengan melalui respon yang berupa kletukan jari, goyangan kepala, atau gerakan anggota tubuh lainnya tepat seperti jatuhnya irama musik.

Selain ciri yang umum seperti peka terhadap suara-suara, masih ada ciri lainnya yang bisa dibuat patokan bahwa si anak sangat cerdas secara musikal. Apa saja hal tersebut?


8 Ciri-Ciri Anak Cerdas Secara Musikal


1. Sangat senang bernyanyi atau bisa memainkan alat musik.

Suka bernyanyi menjadi sesuatu hal yang tak dapat dipisahkan darinya. Bahkan dalam berbagai macam kesempatan, anak selalu sja bernyanyi ketika melakukan aktivitas lain dengan lagu-lagu yang mereka kuasai.

Sedangkan kalau pada balita, biasnya anak juga akan memiliki kebiasaan berbicara dengan nada seperti sedang bernyanyi. Terkadang kalimat sederhana saja bisa merekan nyanyikan seperti "turun hujan" dan sebagainya.

2. Peka terhadap suara-suara.

Mereka sangat peka sekali dengan suara dan bunyi-bunyian yang didengarnya. Peka terhadap suara-suara yang muncul di sekitarnya baik nada, melodi.

Bahkan katak yang mengorek pun bisa dijadikan irama. Terkadang kalau anak yang tidak cerdas musikal, bunyi dari suara kodok diacuhksnnya.




3. Sangat suka mendengarkan lagu atau musik.

Mereka sangat suka mendengarkan lagu yang didengarnya baik itu lagu dewadsa maupun anak-anak. Apalagi medianya mendukung seperti radio dan televisi.

4. Sangat peka terhadap lagu-lagu atau musik dan meresponnya.

Kecerdasan musikal ini termasuk kecerdasan jamak yang berhubungan dengan kepekaan mendengarkan suara musik atau nada dan suara lainnya.

Dengan demikian, anak yang memiliki kecerdasan musikal tinggi nyaris tidak bisa dipisahkan dari lantunan musik atau suara-suara yang muncul di sekitarnya.

5. Mempunyai suara merdu atau dapat bernyanyi dengan nada yang tepat.

Ciri utama yang bisa terlihat kalau anak cerdas musikal adalah mampu bernyanyi dengan baik. Kemampuan ini ditunjukkan dengan suara yang merdu yang dimiliki oleh anak.

Namun apabila si anak tersebut tidak mempunyai suara yang merdu, tapi mereka mempunyai kemampuan untuk bernyanyi dengan nada yang tepat. Dan ia pun juga termasuk anak yang cerdas musikal.

6. Bisa menyebutkan kunci nada dengan tepat saat mendengarkan musik.

Anak cerdas musikal tentu mereka akan mahir menguasai kunci-kunci nada dengan sangat baik daripada anak lainnya yang tidak cerdas secara musikal.

Bahkan si anak mampu menyebutkan kunci nada dengan tepat ketika mendengarkan musik. Orang tua bisa mengamati bagaimana kemampuan anak, apakah mahir menyebutkan kunci nada atau tidak.

7. Dapat mengingat syair lagu dengan baik.

Tak heran jika anak yang cerdas musikal memiliki kemampuan untuk mengingat syair atau lirik di dalam lagu-lagu yang didengarkan bahkan kunci nadanya saja diketahui.

Hal terpenting adalah isi dari syair atau lirik tersebut. Perlu diwaspadai oleh orang tua karena bisa jadi ada kata-kata yang negatif dan menjerumuskan.

8. Bersemangat ketika belajar sambil mendengarkan musik.

Bagi anak yangf menyukai musik, mendengarkan musik bisa memberikan senmangat tersendiri bagi dirinya. Tak heran bila anak gembira dan antusias sekali.

Kalau dalam belajar, anak tidak antusias sekali, namun setelah ada musik yang diperdengarkan maka keadaannya berubah. Si anak menjadi semangat sekali belajar.

Related Posts:

Label