Apa Pengaruh IQ Dengan Bakat Anak

Masih ingatkah kalian dengan nama Joey Alexander, seorang pianis cilik yang baru berusia 12 tahun asal dari Indonesia yang telah berhasil masuk nominasi Grammy Awards.

Aksinya mampu menghipnotis dan memukau banyak orang di seluruh dunia. Tak heran, bakatnya sangat menjadikan inspirasi oleh semua orang yang memiliki putra dan putri.


Pada dasarnyaQ pada seseorang terletak pada kecepatannya dalam menyerap informasi maupun pengetahuan yang ada di sekitarnya. Serta kemampuan untuk mencari alternatif solusi terhadap masalah yang dihadapi sehari-hari.

Nah, untuk mengetahui tinggi rendahnya IQ seseorang maka perlu dilakukan tes IQ untuk mengukur intelektual yang berorientasi kepada penalaran akademis.




Sedangkan bakat bisa lebih luas seperti multiple intelligence.

Semakin tinggi skor IQ yang diperoleh, maka hal ini akan menggambarkan kecenderungan anak untuk mudah menyerap informasi maupun pengetahuan yang diberikan kepadanya. Namun dengan stimulasi yang tepat.

Oleh karena itu, tak mengherankan dan tidak memungkinkan jika anak dengan IQ yang lebih rendah pun dapat berlatih bakat tertentu sampai optimal.

Related Posts:

6 Cara Bijak Menjelaskan Pemberitaan Negatif

Beberapa saat yang lalu pasti semua pernah mendengar, membaca berita tentang pengeboman di salah satu hotel di Jakarta. Penggeboman di Sarinah tersebut telah masuk layar kaca dan menjadi top di pemberitaan.

Hampir semua stasiun televisi berlomba-lomba menampilkan update terbaru mengenai pengeboman tersebut. Tak heran jika si kecil bertanya kepada orang dewasa mengenai hal-hal yang tidak dimengertinya.

Misalnya saja, buah hati bertanya,
"Teroris itu apa Ma?" , "Kalau teror itu apa, Ma?", dan sebagainya.

Nah, lalu apa sebaiknya orangtua bersikap tentang hal negatif ini?

Namanya anak-anak, pastinya tak bisa terhindarkan dari ekspos gambar-gambar korban yang cukup mengerikan, baik melalui televisi,media cetak maupun internet.


Nah, yang bisa dilakukan orangtua adalah mencegah kemungkinan dampak berkepanjangan pada anak. Memberikan informasi yang tepat, jelas dan bisa dipahami oleh anak sangatlah penting. Namun, tetap dalam batas pola pemikiran anak, tanpa harus berbohong.

Untuk menjelaskan peristiwa traumatik kepada anak-anak, langkah awal adalah dengan mengajukan pertanyaan atau yang sering disebut dengan one level down yang artinya menempatkan anak jadi narasumber.





Tanyakan apa yang anak ketahui tentang peristiwa tersebut, sejauh mana pemahamannya, dan dari mana ia mendapatkan informasi tersebut. Nah dari informasi tersebut, bisa dijadikan tolak ukur orangtua dalam menjelaskan kepada si kecil. Dan tentunya disesuaikan dengan usia dan informasi yang didapat si kecil.

6 Cara Bijak Menjelaskan Pemberitaan Negatif


Berikut ini cara bijak menjelaskan pemberitaan negatif kepada Anak.

1. Ajukan pertanyaan.

Anak dijadikan nara sumber.

2. Batasi dari paparan kekerasan lebih lanjut.

Ini baik di media televisi, cetak dan sebagainya.


3. Ceritakan dengan sederhana apa yang terjadi.

Tak perlu menjelaskan secara rumit kepada anak.

4. Dengarkan pendapat anak.

Jangan membantah pendapatnya.

5. Ekstra kasih sayang.

Ini terutama anak yang mengalami langsung.

6. Fokus pada aktivitas dan rutinitas anak.

Setelah mengalami situasi yang sulit, sebaiknya orantua segera mengembalikan rutinitas dan aktivitasnya. Misalnya tetap sekolah, bermain, les, dan sebagainya. Rutinitas memiliki efek luar biasa pada anak, jadi secara tidak langsung mampu mengembangkan harapan akan hari esok.

Related Posts:

Cara Melatih Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan Anak

Sebagai orangtua, pastinya sangat menginginkan anaknya cerdas, berbakti kepada orangtua serta agama. Tak jarang, orangtua mengikutkan berbagai macam LES di luar sekolah.

Tujuannya supaya buah hatinya nanti bisa menjadi anak yang lebih cerdas.


Dengan cara menjaga keseimbangan antara otak kiri dan kanan, kapasitas anak menjadi lebih optimal. Namun sayangnya, banyak orangtua yang kurang peduli bahkan mengabaikan keseimbangan otak kanan dan kiri si anak.

Langkah apa yang dianggap perlu untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan anak?
Otak kiri berfungsi untuk berpikir secara logis, sedangkan otak kanan adalah untuk emosi dan kreativitas.




Dengan demikian, anakdapat meminimalisir konflik dan perasaan negatif sekaligus mengembangkan kreativitas yang akan mendukung kapasitas dalam analisa berpikirnya.

Para ahli banyak yang mengatakan bahwa otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient). Sementara itu, otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Quotient) seseorang.


Jika dilihat dari fungsinya nmasing-masing, semuanya sangat berperan dalam kehidupan manusia.

Artinya adalah anak akan menjadi miskin kreativitas bila ia lebih banyak dirangsang menggunakan belahan otak kirinya. Sebaliknya, jika fungsi belahan otak kananya lebih kerap digunakan, nantinya anak malah lambat dalam berpikir logis dan tidak mampu menganalis sesuatu dan sebagainya.

Salah satu cara mudah untuk menyeimbangkan antara otak kiri dan kanan adalah dengan melakukan kegiatan berkesenian seperti menggambar, bernyanyi dan menari.


Semua itu bermanfaat untuk keseimbangan psikologis.

Apabila hanya difokuskan pada otak kiri saja, maka perkembangan psikologis akan terganggu. Anak menjadi kurang hangat, kurang kreatif, sulit berempati dan secara umum kecerdasan emosi juga menjadi rendah.

Related Posts:

Label