6 Manfaat Bermain Berdua Dibanding Sendiri

Perkembangan sosial anak patut menjadi perhatian yang lebih bagi setiap orang tua, hal tersebut karena seiring dengan bertambahnya usia anak, maka akan semakin kompleks pula perkembangan sosialnya. Dalam arti si anak akan semakin membutuhkan orang lain.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri.
Begitu pula dengan anak, yang membutuhkan interaksi dengan orang lain dan sudah merupakan kodrat yang dimiliki oleh setiap manusia.


Manusia Makhluk Sosial


Selain menjadi kebutuhan, sebenarnya interaksi sosial juga dapat membantumengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Ya... Interaksi sosial merupakan salah satu aspek penting dalam fase tumbuh kembang anak.

Dengan dikenalkan dan dituntun dalam berinteraksi sosial, anak akan bisa memahami makna dari pertemanan, kepemilikan, toleransi dan berbagai hal lainnya. Kalau didukung oleh suasana interaksi sosial yang tepat, maka aspek psikologis anak juga akan berkembang dengan baik.

Interaksi sosial juga memiliki manfaat bagi perkembangan intelektual seorang anak.
Karena secara tidak langsung, anak akan berlatih untuk menggunakan bahasa yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Kemampuan berbahasa atau berbicara seorang anak memang akan terasah dengan banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosial. Dan dalam hal ini adalah teman bermain.

Berikut ini manfaat Bermain Berdua Dibanding Sendiri.

1. Mendidik Sikap Mau Bekerjasama dengan Orang lain.

Salah satu bentuk perkembangan sosial anak adalah sikap mau bekerjasama dengan orang lain. Sikap bekerjsama ini mulai tampak saat anak berusia tiga tahu atau awal empat tahun. Sedangkan pada usia lima tahun, anak akan mulai memahami nilai sebenarnya dari sikap kerjasama, sehingga bisa semakin berkembang dengan baik.

2. Melatih perkembangan fisik anak.

Ketika seorang anak bermain, maka akan terjadi koordinasi gerakan otot, terutama otot-otot tungkai dan otot-otot gerakan bola mata. Sehingga otot-otot ini terlatih dan berkembang dengan baik. Selain itu, juga untuk menyalurkan energi yang berlebihan pada anak, karena bila terus dipendam, bisa membuat anak tegang, gelisah dan mudah tersinggung.


3. Memberikan dorongan berkomunikasi.

Seorang anak memiliki kesempatan untuk berlatih komunikasi melalui sebuah permainan. Mereka akan belajar mengungkapkan ide-ide serta memberikan pemahaman pada teman-teman sepermainannya tentang aturan dan teknis permainan yang akan dilakukan. Sehingga permainan dapat berlangsung berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh anak-anak tersebut.

4. Sebagai sumber belajar.

Melalui bermain, seorang anak dapat mempelajari banyak hal yang tidak selalu mereka peroleh di sekolah-sekolah formal. Mereka belajar tentang bekerjasama, sportivitas dan sebagainya.

5. Rangsangan bagi kreativitas.

Ketika bermain, anak-anak kerap merasakan adanya rasa bosan. Dari rasa jenuh tersebut, mereka mencoba melakukan variasi permainan dan mencoba mengembangkan daya kreativitas dan imajinasinya.

6. Perkembangan wawasan diri.

Melalui bermain, seorang anak akan dapat mengetahui kemampuan teman sepermainannya dan kemudian membandingkan dengan kemampuan yang ia miliki. Hal ini memungkinkan terbangunnya konsep diri yang lebih jelas dan pasti. Otomatis ia akan berusaha meningkatkan kemampuan jika ia tertinggal jauh dari teman sepermainannya.

Nah, meski ada banyak hal yang bisa dilakukan sendiri oleh si kecil, ternyata akan lebih seru kalau dilakukan berdua bersama temannya.

Melakukan sesuatu sendiri memang mungkin, tetapi kalau berdua, hasilnya sungguh sangat luar biasa. Karena aktivitas yang dilakukan berdua akan membuat anak-anak menjadi saling mengisi, saling mendukung dan saling menyempurnakan.

Related Posts:

4 Manfaat Anak Tidur Sendiri

Memberikan pelajaran mandiri pada anak ternyata bisa dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengajarkan berani tidur sendiri. Selain agar anak lebih mandiri, si kecel akan belajar mempunyai otonomi diri ketika ia sudah mempunyai kamar atau tempat tidur sendiri.


Mengajarkan anak tidur sendiri juga banyak memberikan manfaat, oleh karena itu banyak psikolog yang menyarankan agar anak tidur sendiri sejak dini. Lalu mulai umur berapa yang ideal, ternyata sudah sejak masuk TK sudah bisa dipisah dari orang tuanya. Tujuannya tentu saja pemahaman peran jenis, laki-laki dan wanit berbeda.

Selain mengenalkan peran jenis pada anak, ternyata membiarkan anak tidur sendiri mempunyai beberapa manfaat lain. Manfaat perkembangan yang positif banyak terjadi ketika anak mulai berani tidur sendiri.

Berikut ini 4 Manfaat Anak Tidur Sendiri


1. Otonomi Diri.

Dengan mempunyai kamar, anak akan mulai belajar mempunyai otonomi diri sendiri. Ketika anak orang tua melibatkan si kecil untuk memilih nuansa dan desain kamar, anak sudah belajar bagaimana menggunakan hak untuk memilih untuk dirinya sendiri.

Selain itu, biarkan anak mengatur barangnya di kamar tersebut sendiri. Dengan begitu, anak akan belajar bagaimana mempunyai otonomi sendiri. Ini dapat terbawa ke aktivitas dan pergaulan agar dia tidak canggung ketika harus mulai terjun ke dunia sosial.

2. Belajar Mandiri.

Pembelajaran mandiri juga bisa dimunculkan ketika anak punya kamar sendiri. Biarkan anak membereskan tempat tidurnya sendiri, meja belajar dan kamarnya. Beri dia tanggung jawab. Jika kamarnya berantakan, orang tua bisa membandingkan dengan kamar si kecil dengan saudaranya yang lain.


Dengan begitu, anak akan merasa malu kalau kamarnya berantakan dan mulai belajar untuk bertanggung jawab.

3. Self Concept.

Dengan anak berani tidur sendiri maka anak akan merasa percaya diri. Oleh karena itu, diperlukan pujian ketika si kecil sudah berhasil berani tidur sendiri. Konsep diri (Self Concept) anak akan terbentuk dengan baik karena anak mempunyai bekal PD yang cukup. Dia akhirnya merasa dirinya berani, yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada saat dia bergaul.

4. Presentase Diri Baik.
Karena self conceptnya baik, maka presentasi diri anak juga bail. Anak akan berani dan bisa mempresentasikan atau membawa dirinya dengan baik di pergaulan.

Berani melakukan dan mengatakan apa yang ia inginkan dan apa yang tidak karena ia sudah dibiasakan seperti itu di rumah. Seorang anak akan belajar menjadi pribadi yang asersif.

Related Posts:

Remaja Lebih Rentan Depresi

Anak yang berusia remaja dianggap lebih rentan depresi karena emosinya masih labil. Perilaku remaja cenderung berontak dan menuntut untuk selalu dipahami oleh lingkungannya.


Sehingga apabila anak merasakan adanya penolakan atau lingkungan tidak dapat menerima dirinya apa adanya, di situlah depresi bisa terjadi pada mereka.

Selain itu, pada usia remaja, ada pengaruh hormonal dan tekanan untuk berhasil, baik dalam pendidikan maupun pergaulan sehingga makin meningkatkan resiko depresi saja.

Sebagai orang tua, sebaiknya lebih terbuka untuk berdiskusi dengan anak mengenai rencana atau keputusan apapun yang akan diambil, sehingga anak akan merasa diterima dan dihargai pendapatnya.

Related Posts:

Tanda Gejala Depresi pada Anak

Tanda gejala depresi pada seorang anak kurang lebih sama antara anak yang satu dengan anak lainnya. Pun begitu dengan pindah sekolah bisa membuat anak menjadi stres dan depresi.


Berikut ini adalah tanda anak yang sedang mengalami depresi:


1. Malas atau enggan, menolak untuk pergi bersekolah.

2. Menarik diri dari lingkungan.

3. Tidak mau bergaul dengan teman sebayanya.

4. Kehilangan minat dengan hobinya.

5. Emosinya meledak-ledak ketika pulang sekolah.

Related Posts:

6 Tips agar Anak Tidur Nyenyak

Sebagai orang tua, harus selalu peka melihat perkembangan dan tingkah laku anak-anaknya. Misalnya saja bila anak sudah terlihat mengalami tanda sulit tidur, maka sebaiknya melakukan hal-hal di bawah ini.


Kebutuhan tidur setiap anak itu berbeda-beda meskipun usianya sama. Dan kebutuhan tidur anak akan berubah seiring dengan bertambahnya usia. Misalnya, kebutuhan tidur anak usia 4 hingga 6 tahun adalah sekitar 10 hingga 12 jam dalam sehari. Dan inilah kenapa untuk memenuhi kebutuhan tidurnya masih dibutuhkan tidur siang.

6 Tips agar Anak Tidur Nyenyak


1. Buatlah kebiasaan yang menenangkan sebelum tidur, seperti mandi air hangat atau membaca cerita.

2. Setelah makan malam, buatlah aktivitas ringan buat anak, tapi jangan terlalu banyak.

3. Kamar tidur harus nyaman.

4. Segera ajak anak untuk tidur ketika terlihat mengantuk.

5. Lebih bagus tidur dengan cahaya yang redup.

6. Matikan semua gadget dan alat elektronik lain ketika akan tidur, minimal 1 jam sebelum tidur.

Selama anak tidur, memori akan diolah dan disimpan. Pada anak yang kurang tidur biasanya kemampuan untuk belajar akan berkurang karena anak menjadi kurang fokus dan sulit konsentrasi. Bisa-bisa prestasi anak akan menurun.

Related Posts:

Label