Cara Membatasi Anak Suka Jajan di Luar

Banyaknya variatif makanan membuat anak lebih suka memilih jajan di luar daripada yang telah dihidangkan di rumah. Selain memberi pengertian bahwa tidak semua jajanan di luar tak sehat, orang tua juga harus memberi contoh dengan tidak suka membeli jajanan di luar rumah.


Langkah pertama untuk memnbatasi anak agar tidak jajan di luar adalah dengan memberikan contoh. Dengan pemberian contoh dari orang tua, anak akan bisa melihat dan mengartikan sendiri contoh dari orang tuanya tersebut.
Di sinilah peran orang tua sangat penting, dimana orang tua harus bisa komitmen dan memberikan contoh agar tidak membeli makanan di luar, karena apapun yang dilihat anak, maka mereka akan meniru. Orang tua yang baik tidak akan jajan sembarangan di luar meskipun anaknya tidak melihat.

Coba bayangkan, bagaimana kalau orang tua memberikan perintah terhadap anak, akan tetapi orang tua tidak melakukan sendiri apa yang diperintahkan. Hal ini akan menyebabkan power yang disampaikan terhadap anak kita tidak akan kuat sama sekali.

Memberikan Nasehat

Terkadang anak selalu menepis tentang bahaya jajan di luar, karena mereka belum merasakan dampak buruknya. Akan tetapi, kembali lagi kepada orang tua untuk tidak bosa menasehati anaknya. Makanan yang sudah dibungkus dari pabrik pun juga berbahaya karena mengandung bahan-bahan kimia dan ini bisa menimbulkan dampak buruk di akhir.


Orang tua sangat disarankan untuk memberi peringatan kepada anak tetapi bukan dalam artian menakuti. Anak akan berimajinasi pada saat orang tua menceritakan tentang dampak-dampak buruk jajan di luar. Mereka akan merasa menjadi takut dan belajar untuk tidak jajan di luar.

Membawakan Bekal

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bekal makanan kepada anak. Orang tua wajib update makanan apa saja yang digemari oleh anak-anak saat itu. Warna dan bentuk makanan yang unik akan menimbulkan dampak bahagia terhadap anak, akan tetapi pemilihan bahan makanan pun harus hati-hati.

Sebisa mungkin orang tua membuat makanan sendiri karena terjamin higienisnya dan mengandung bahan-bahan yang tidak berbahaya buat anak. Orang tua harus mengetahui makanan apa saja yang disukai anak, sesuai bentuk, rasa dan warna yang menarik bagi anak-anak.


Akan tetapi, timbul satu problem bahwa ada beberapa anak yang menyukai sensasi membeli. Jika hal ini terjadi, maka orang tua dianjurkan untuk memberitahukan di tempat mana saja makanan yang baik untuk dimakan. Sekali lagi, orang tua harus mengetahui apa saja yang dibeli, dan dimana anak membeli makanan.

Serta jangan lupa bahwa orang tua berhak memberikan batasan uang saku untuk anaknya. Hal ini cukup membantu agar anak belajar hemat dan tidak banyak jajan di luar. Membatasi jajan di luar untuk anak di bawah usia 10 tahun memang sulit dan tidak bisa dihilangkan. Akan tetapi, cara ini cukup efektif untuk mengurangi si anak jajan di luar.

Related Posts:

Stres pada Bayi Mempengaruhi Kecerdasan

Tentunya tak nyaman ketika kita mengalami stres, begitu juga ketika si kecil kita mengalami stres. Tak hanya orang dewasa saja yang bisa stres, bayi pun bisa mengalami stres. Banyak hal yang menjadi pemicu stres pada bayi, misalnya adalah ketika anak menghadapi orang yang baru atau si kecil suatu keadaan yang tak nyaman, menekan, atau menyakitkan. Bisa karena fisik maupun psikis.

Untuk mengenali kapan si kecil stres, tentu orang tua harus lebih peka dan dapat berempati kepada anak.
Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan mengenali kebiasaan bayi. Ketika Anda melihat perilaku bayi di luar kebiasaan, maka bisa jadi hal itu merupakan tanda-tanda abnormalitas pada bayi. Dan salah satunya adalah bahwa si kecil sedang mengalami stres.


Kenali Tandanya


Selain itu, juga bisa dikenali lewat tangisa bayi. Anda dapat meneliti nada tangisa bayi. Tangisan bayi yang lapar atau haus, biasanya awalnya perlahan lalu menjadi kencang. Sedangkan tangisan bayi yang sedang kesakitan atau merasa tertekan, tangisnya langsung kencang.

Karena komunikasi bayi hanya bisa melalui tangisan, maka memang yang harus dikenali adalah tangisan bayi.





Keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan anak stres, salah satunya adalah karena lingkungan atau kondisi yang tak nyaman. Misalnya, ketika ada perubahan suhu, atau suhu terlalu panas. Untuk mengatasi stres ini, anak memang membutuhkan adaptasi.

Contohnya, ketika anak baru saja dilahirkan, di rumah sakit ia terbiasa dengan ruangan ber-AC, sedangkan di rumahnya tidak ada AC, maka si kecil membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Nah, untuk mengatasinya, ada kalanya stres dapat diatasi sendiri oleh anak, namun ada kalanya membutuhkan bantuan orang lain.

Pengaruhi Kecerdasan Anak

Lalu apa akibatnya kalau stres bayi tidak segera diatasi?
Ketika bayi mengalami kondisi tidak menyenangkan, maka dapat mempengaruhi peningkatan kecerdasan bayi.

Kecerdasan anak ditentukan oleh banyaknya neuron yang tersambung. Neuron dapat tersambung ketika anak menerima informasi baru atau stimulus. Semakin banyak informasi baru yang diserap, maka semakin banyak neuron yang tersamsung.


Ketika bayi dalam keadaan stres, maka beberapa neuron yang terhubung tersebut rontok. Padahal, pada masa bayi adalah masa dimana daya serap anak pada informasi lebih aktual. Dari penjelasan ini, dapat dipahami bahwa sangatlah penting membangun suasana bahagia dan enjoy pada anak.

Kondisi stres hanya akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Oleh karena itu, ketika anak stres, maka sebaiknya segera bantulah untuk meredakannya.

Cara Mengatasi

Langkah pertama adalah Anda perlu mengenali terlebih dahulu apa penyebabnya.
Mungkin karena kondisi popoknya, atau bajunya, atau suhu terlalu panas, atau bahkan karena label baju yang membuat anak tidak nyaman. Anda tak boleh mengabaikan hal kecil.

Lakukan trial error.
Misalnya ketika di kamar anak terus rewel, bawalah anak ke luar ruangan. Mungkin saja anak tidak nyaman dengan kondisi di kamar. Atau gantikan pakaiannya, mungkin ia tak nyaman dengan apa yang ia kenakan.

Jika sudah ditemukan, maka hindarkan anak dari pemicu stres tersebut. Setelah itu bantu anak untuk meredakannya, Anda dapat memberikan sugestif positif pada si kecil. Katakan kata-kata yang menenangkan bagi anak agar ia nyaman kembali.

Mungkin kesannya komunikasi searah, namun sebenarnya bayi juga dapat merespon kok, misalnya dengan senyuman atau ia menggerak-gerakkan tubuhnya.

Related Posts:

Manfaat Yoga bagi Si Kecil

Yoga bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, anak-anak pun juga bisa mendapatkan manfaatnya. Diantaranya adalah untuk kelenturan, kekuatan, dan menenangkan diri. Oleh karena itu, kini yoga semakin digandrungi termasuk anak-anak.

Yoga ini berasal dari kebudayaan India kuno, ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Hal inilah yang membuat yoga banyak dilakukan oleh orang dewasa, bahkan anak-anak dengan rentang usia 4-6 tahun dan 7-10 tahun dan seterusnya.


Kelas yoga untuk anak haruslah memperlihatkan kelompok usia. Misalnya saja anak usia 4 tahun sebaiknya tidak digabung dengan anak usia 10 tahun dan begitu juga sebaliknya. Soalnya kalau jarak usia terlalu jauh, maka si anak terkadang enggan bergabung dengan anak-anak yang lebih kecil.

Mood Anak

Manfaat yoga untuk anak sebenarnya sama dengan bagi orang dewasa misalnya aspek gerakan pernafasan yang juga diberikan pada yoga anak. Atau gerakan meditasi yang juga diberikan pada anak. Bedanya hanya terletak pada cara pengajaran dan proporsinya saja.

Pada kelas yoga anak dibuat alternatif. Kurikulum tetap ada, tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak. Misalnya anak-anak yang usianya lebih muda, guru harus mengikuti mood anak. Kalau memaksakan materi, sementara anak tidak mood, maka akan menjadi sia-sia saja dilakukan.

Manfaat

Tujuan mengajarkan yoga pada anak berbeda dengan tujuan orang dewasa. Kebanyakan tujuan pada orang dewasa adalah untuk melangsingkan tubuh. Kalau pada anak, kurang lebih tijuannya adalah interaksi fisikal.

Ole karena itu, dengan yoga yang diajarkan pada anak, diharapkan akan menciptakan media yang nantinya anak-anak bisa berinteraksi dengan teman-temannya dan lingkungannya tersebut melalui yoga.



Anak-anak tidak hanya duduk saja, tetapi ada interaksi fisik dan sosial, kreativitas dan olahraga. Ini akan membuat mereka lebih disiplin, selain juga menanamkan konsep mencintai sesama, lingkungan dan sebagainya. Tak ada persiapan khusus bagi anak-anak sebelum memulai kelas yoga.

Yoga juga bisa membantu anak-anak yang hiperaktif dan autistik. Pasalnya, dengan yoga, anak-anak ini dimasukkan ke dalam kelompok. Mereka harus berinteraksi satu sama lain, tetapi tidak terlalu banyak. Anak-anak akan diberi forum untuk berekreasi dan mengemukakan pendapatnya.

Gerakan-gerakan yoga juga melatih anak-anak untuk menahan gerakan selama beberapa saat dan harus berkonsentrasi. Hal tersebut sangat baik bagi anak-anak yang hiperaktif karena melatih untuk fokus. Selain itu, gerakan melalui lagu dan games juga akan membuat mereka mau melakukannya.

Related Posts:

Dampak Mengajari Berbohong pada Anak

Kadangkala entah sengaja ataupun tidak, terkadang orang tua mengajari anak untuk berbohong demi kebaikan. Namun sayangnya orang tua tak memahami bahwa hal ini memberi dampak, anak akan merasa "Ternyata Berbohong itu Boleh". Dan jika anak terlanjur melakukan kebohongan, maka lakukan diskusi moral serta menerapkan standar kejujuran agar si kecil tak lagi berbohong.



Berbohong ini merupakan sesuatu hal yang antisosial yang secara tak sadar dilakukan oleh orang-orang. Berbohong bukanlah hal yang baik meskipun dalam hal apapun. Terkadang secara tak sengaja orang tua berbohong di depan anaknya dengan alasan kebaikan.

Menurut para pakar psikolog, berbohong di depan anak yang dilakukan oleh orang tuanya meskipun berdalih dengan alasan kebaikan, jika dilakukan secara terus menerus, maka anak akan berpikiran bahwa berbohong itu boleh dilakukan.Si kecil akan meniru alasan dari orang tuanya yaitu demi kebaikan.

Contoh Bentuk Kebohongan Anak

Ada beberapa bentuk kebohongan yang dilakukan oleh anak-anak, dan salah satunya adalah dengan "Menyangkal".
Misalnya, anak menumpahkan makanan atau minuman, tapi ketika ditanya orang tuanya, dia menyangkal kalau bukan dia yang melakukannya.

Kemudian berbohong yang melebih-lebihkan atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Biasanya dilakukan karena anak ingin mendapatkan tempat atau diterima di lingkungannya.

Selain itu, anak mengarang cerita yang tidak pernah dia alami. Dan juga menambahi cerita yang pernah dia alami juga dalam bentuk suatu kebohongan.

Demikian beberapa bentuk ebohongan yang biasa dilakukan oleh si kecil kepada orang tuanya maupun dengan orang lain. Dampak yang ditimbulkannya sangat berbahaya menurut pengertian si anak "Ternyata Berbohong Diperbolehkan".

Related Posts:

Tips agar Anak Tak Berbohong Lagi

Bagaimana kalau anak terlanjur berbohong kepada orang lain atau bahkan kepada orang tuanya sendiri meskipun dengan dalig berbohong demi kebaikan. Langkah yang bisa diambil orang tua adalah dengan memberikan pengertian kepada anak tentang perbuatan bohong yang telah dilakukannya itu akan berdampak tak baik.


Agar anak tidak mengulangi lagi kebohongan yang pernah dilakukan atau mungkin melakukan pencegahan agar anak tidak sering berbohong, orang tua disarankan untuk menerapkan standar kejujuran pada anak. Orang tua bisa menjelaskan kalau berbohong itu bisa merugikan salah satu pihak, meski bohong untuk kebaikan.

Langkah kedua yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan tidak menydutkan anak. Misalnya anak disuruh untuk mengakui kesalahan yang tidak pernah ia perbuat. Kemudian memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan anak atau hukuman yang seimbang dengan kesalahannya.

Hukuman yang diberikan ke anak jangan berlebihan, sesuai dengan yang ia lakukan. Karena anak akan merasa bahwa berbohong bisa jadi penyelamat dari hukumannya.

Kemudian orang tua harus memberikan contoh agar anak tidak mudah berbohong. Satu lagi, jika anak berbohong, maka harus dicaritahu terlebih dahulu penyebab dari kebohongan anak, agar tidak salah dalam memberikan hukuman pada anak.

Related Posts:

Manfaat Menceritakan Pengalaman Pada Anak

"Sesekali anak-anak juga perlu diberikan sebuah cerita-cerita pengalaman jaman dulu. Bisa saat bercengkerama, saat berlibur atau sekedar jalan-jalan pun bisa sambil menceritakan kondisi lingkungan jaman dulu dan perbedaannya dengan masa kini."


Anak-anak sangat antusias mendengar pengalaman-pengalaman orang tua, entah dari pengalaman Anda atau dari kakek, nenek, dan orang-orang yang lebih tua darinya. Menurut mereka cerita pengalaman sangat menakjubkan dan sangat berbeda dengan kehidupan mereka saat ini.

Banyak hal yang dapat diceritakan kepada anak-anak Anda. Mulai dari masa kecil, masa sekolah, masa remaja, masa dewasa. Jarang sekali ada anak-anak yang bosan mendengar cerita masa lalu Anda kecuali Anda menceritakan sesuatu yang sama berulang-ulang, karena sesungguhnya banyak manfaat akan diperoleh anak-anak ketika mendengarkan cerita sebuah pengalaman masa lalu pada anak, yakni :

- Lebih mengenal kerabat dan leluhur;

Bercerita tentang kerabat atau kakek dan nenek Anda yang mungkin belum pernah mereka temui akan menolong anak-anak Anda mengenal leluhur mereka. Sambil bercerita tentang leluhur Anda, Anda juga dapat mengajarkan anak-anak Anda untuk belajar mengisi silsilah keluarga Anda.

- Manfaat yang utama adalah Anak akan ingin lebih mengenal kerabat dengan membuat mereka ingin berkunjung atau silaturrahmi, sehingga jalinan keluarga tidak putus.

Mendapatkan gambaran atas perbedaan keadaan zaman dulu dan sekarang;

Misalnya, di jaman dulu hanya ada satu stasiun televisi saja sehingga seluruh anak negeri bersumber pada satu sumber informasi saja, lain dengan jaman sekarang yang serba canggih dan banyak stasiun televisi juga informasi bisa lewat internet dengan mudah.Ketika Anda menceritakan pengalaman-pengalaman Anda di masa lalu, ceritakan hal-hal itu sesederhana mungkin agar dapat diterima oleh anak-anak dengan baik. Anda dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman Anda dengan situasi anak-anak Anda sekarang.

Belajar dari pengalaman orang tua ;
Sebagai orang tua tentu saja kita lebih berpengalaman daripada anak-anak kita. Banyak hal yang belum dilalui oleh anak-anak kita. Sewaktu anak-anak mencapai fase tertentu, mereka dapat belajar dari pengalaman-pengalaman Anda. Ceritakanlah pengalaman-pengalaman yang dapat membantu mereka menghadapi kehidupan di zaman mereka saat ini.

Ikut merasakan suka duka dialami orang tua di zaman yang berbeda ;
Ceritakan kebahagiaan yang Anda rasakan bersama orang tua Anda atau kakek dan nenek mereka. Misalkan saat memasak makanan kesukaan bersama, saat jalan-jalan, perayaan lebaran, saat berkebun atau bila perlu juga saat merawat kakek dan nenek. Biarkanlah anak-anak merasakan suka duka yang Anda rasakan sewaktu Anda seusia mereka.

Related Posts:

Ciri-Ciri Anak Yang Dominan Otak Kanan

Mempelajari karakteristik seorang Anak merupakan sesuatu yang penting. Para orang tua harus menyadari dan memiliki pengetahuan tentang karakteristik masing-masing Anak sehingga tidak mudah stress melihat proses belajar Anak yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, dalam artian hal ini diperlukan yaitu untuk membantu menemukan metode transfer ilmu pengetahuan yang efektif dan bisa mengawal Anak sesuai kelebihan atau karakteristik yang dimiliki seorang Anak.


Dengan mengenal karakteristik Anak dominan otak kanan atau kiri, maka orang tua juga tidak asal memaksakan kehendak apa hobi atau dalam hal pendidikan maka jurusan mana yang lebih disukai Anak sehingga tidak sia-sia karena dilakukan dengan senang hati. Untuk lebih mengenal ciri-ciri Anak Yang dominan otak kanan adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri Anak dominan otak kanan: 
1.   Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya
2.   Sulit Membaca terutama membaca bersuara
3.   Lebih suka benda/buku yang berwarna-warni
4.   Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu (cepat panik dan tidak selesai).
5.   Kurang suka mengerjakan tugas-tugas yang diperintah melainkan memilih sendiri apa yang ingin dikerjakannya.
6.   Sulit mengeja suku kata
7.   Sulit mengerjakan soal-soal matematika logika/rumus-rumus terkadang lebih mudah soal cerita atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.
8.   Sering memandang ke atas dan terlihat seperti melamun (Terbengong/day dreaming).
9.   Pada saat berpikir bola matanya bergerak-gerak
10.  Kurang suka mencatat (karena proses mencatat menghambat proses visualisasi)
11.  Sering membaca terbalik-balik
12.  Sulit membedakan huruf d dan b.
13.  Cenderung lebih suka membuat gambar-gambar.
14.  Sering membaca melompat dan beberapa kata tertinggal atau terlompati.
15.  Bisa membaca dari belakang atau dengan urutan terbalik
16.  Jika berbicara tidak runtut dan sistematis.
17.  Sulit mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata/kalimat.
18.  Cenderung sensitif dan sangat emosional.
19.  Sering bicara tidak nyambung dengan pertanyaan.
20.  Cepat hafal tempat/lokasi dan rute perjalanan.
21.  Kadang suka berkhayal dan menceritakan fantasinya
22.  Konsentrasi rendah pada pekerjaan yang kurang disukainya.
23.  Konsentrasi tinggi dan lama pada hal-hal yang menarik minatnya.
24.   Lebih suka ujian Lisan dari pada ujian tertulis




Cara Bekerja otak kanan:

Kreatif ; Ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai permasalahan.
Un limited time ; Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.
Konklusif ; Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.
Eksekusi 2 langkah ; Merekam informasi baru memaknainya.
Global; Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal detail.
Mind Mapping; Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar seperti peta.
Inspirational ; bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat dadakan dan tidak terencana.
Spasial Tiga Dimensi; mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara tiga dimensi - Bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan sebaliknya. serta membolak balik huruf, angka dan gambar.
Memori Fotografi; mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan layar di otaknya.
Art ; melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.
Deduktif; terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan prosesnya.
 Random; Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.
 Visual; Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.
Model Estetika ; Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik seni bukan fungsi dan kegunaan.
Moody ; Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh Emosional dan perasaan.
Spontan ; Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil keputusan diluar rencana
Picky Job ; Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya. Tidak mudah di suruh/diperintah.

Related Posts:

Kiat Agar Anak Lebih Patuh

Mendidik Anak memang tidak semudah yang kita kira sebelumnya. Semua orang tua pastinya mengharapkan anak-anaknya patuh. Namun sesungguhnya Anak yang patuh bukanlah dibentuk dengan cara kekerasan atau hukuman. Kepatuhan pada anak justru bisa dimunculkan dari kesadaran dalam diri anak tersebut. Orangtua sebaiknya mendidik kepatuhan anak dengan cara yang membuatnya menyadari bahwa kepatuhan adalah nilai positif.






Perilaku tidak patuh dan tidak mau melakukan aturan yang sudah ditetapkan orangtua ini biasanya mencapai puncaknya ketika anak memasuki usia 2 tahun dan akan berkurang seiring bertambahnya usia anak.  Jangan anggap diri Anda gagal mengasuh anak, atau anak sengaja membuat Anda marah. Jangan beradu keras dengan balita. Semua harus melewati proses yang membutuhkan kesabaran dan usaha ekstra, dan tentunya hal ini bukanlah hal yang tidak mungkin. 

Untuk  membuat anak lebih patuh bisa dengan tips berikut :

Bersikap lembut ; Tegas bukan berarti harus bersikap keras, Anda bisa lebih lembut. Coba untuk mengerti perasaan mereka dan tekankan bahwa mereka harus bisa mengikuti peraturan dan arahan Anda. Karena Anak umumnya tidak dapat merespon dengan baik bila kita menghadapi mereka dengan bentakan atau amarah.




Mencoba Pahami. Anak yang impulsif kadang tidak memperhitungkan konsekuensi dari tindakannya, sehingga dia  tampak liar. Cobalah untuk memahami apa yang dia rasakan dibalik aksinya itu.  Misalnya saja saat melihat Anak berebut boneka dengan adiknya, Katakan padanya, “Hayo kasih dulu bergantian ya, sekarang giliran Adik dulu nanti baru kakak”,.  Bagaimana kalau kita sekarang main puzzle ini dulu sampai tiba giliran kamu bermain boneka lagi?” Latihan menunggu giliran ini juga akan melatih kemampuan kontrol dirinya.

Beri contoh;  Ini adalah cara yang paling efektif untuk membuat anak patuh. Beri contoh pada mereka apa yang harus mereka perbuat. Jangan sampai mereka justru melihat Anda melakukan hal yang Anda larang kepada mereka.

Menjelaskan beberapa hal dan Beri kesempatan; Jelaskan kepada mereka maksud dan tujuan baik Anda menetapkan aturan pada mereka, sehingga mereka mengerti kenapa mereka harus mematuhi peraturan yang Anda buat.
Anda tidak perlu terburu-buru dalam membantu anak mengontrol  atau mengatasi dorongan-dorongan dalam dirinya. Kemampuan ini akan datang secara bertahap. Selain perlu waktu, proses ini butuh kebesaran hati dan kesabaran Anda.  Jadilah contoh perilaku yang Anda harapkan dari anak, dan jangan tergesa-gesa mengambil tindakan keras terhadapnya. Selama itu Anda bisa melakukan :
  • Beri penguatan positif, hargai kepatuhan anak. Jangan ragu untuk memuji dan membesarkan hati mereka ketika mereka melakukan hal yang kita inginkan. Dengan begitu mereka akan merasa lebih dihargai atas usahanya.
  • Beri teguran yang efektif. Tegur ketidakpatuhan anak, ungkapkan   akibat dari ketidakpatuhannya itu. Teguran yang tidiak efektif adalah bila teguran itu melukai hati anak, misalnya menyindirnya atau memukulnya.   
  • Mempererat hubungan dengan anak. Tunjukkan rasa sayang Anda pada anak. Luangkan waktu bersamanya, terimalah ia dan bersikaplah saling mendukung dengan cara ini anak akan lebih senang menerima aturan Anda. 
Tetap realistis; Pahami proses tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan yang mereka miliki,  untuk membantu Anda  saat berhadapan dengan balita  dengan dorongan yang meluap-luap. Tetaplah berpikir dan bertindak realistis! Sebagai contoh, anak batita  umumnya tidak tahan berlama-lama duduk di atas kursi makannya. Jadi, bila Anda memaksanya untuk tetap duduk, dia akan ‘meledak’ karena tidak bisa menahan keinginan untuk turun dari kursi makannya. Dia bisa saja membuang makanannya atau menutup mulutnya rapat-rapat. Coba cegah hal-hal seperti ini terjadi dengan mengenali keterbatasan kemampuan yang dimiliki anak.  Di lain pihak, anak pun akan merasa nyaman karena tidak merasa dipaksa melaklukan hal-hal yang di luar batas kemampuannya.

Konsisten;  Untuk melatih anak supaya lebih patuh Anda harus konsisten dalam menentukan peraturan. Bila hari ini Anda melarangnya bermain di jalanan, maka minggu depan peraturan ini harus tetap dijalankan, karena anak selalu mencari celah untuk bisa melanggar aturan yang dibuat orangtuanya.
Tanpa diskusi. Kemarahan adalah ekspresi wajar yang sering diungkapkan anak. Karena rangsangan yang menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia ini anak-anak  sudah tahu bahwa kemarahan merupakan cara efektif untuk medapat perhatian atau keinginan mereka. Peluk anak dari belakang dan segera bawa  ke tempat yang tenang dan aman. Ajaklah Anak berbicara dengan nada yang rendah dan lembut. Bila dia merasa dipahami,  kerja sama Anda dengannya lebih mudah tercapai.

Tentukan batasan. Saat anak  beraksi impulsif adalah saat dia mencoba untuk mengerti dunianya.  Tapi bukan berarti  Anda tidak perlu menentukan batasan atau aturan yang masuk akal untuknya. Orangtua harus memperkenalkan anak pada aturan bersosialisasi, berupa disiplin.  Anak yang ingin menggambar di dinding rumah, misalnya, mungkin akan kecewa saat Anda melarangnya.  Tapi dia butuh belajar bahwa dinding  bukan tempat untuk mengekspresikan kreativitasnya. Lambat laun anak akan  sadar bahwa dunia tidak akan berhenti berputar hanya karena dia tidak dapat melakukan semua yang dia inginkan.

Related Posts:

Hadapi Anak Suka Bicara Kasar

Ketika Si kecil mulai berbicara kasar, maka bisa jadi hal itu membentuk kemarahan anak. Dan jika hal ini dibiarka saja, maka perkataan kasar akan menjadi watak atau karakter anak sendiri. Untuk itu, hadapi anak dengan lemah lembut agar si kecil meniru perilaku santun seperti yang dicontohkan oleh orang tuanya.


Ajarkanlah bahwa setiap tindakan pasti memiliki akibatnya sendiri. Begitu juga dengan berbicara kasar atau kotor. Di lingkungan masyarakat pasti akan dicap sebagai orang yang emosional, mudah marah sehingga orang yang ada disekitarnya akan enggan untuk berdekatan dengannya.

Akibatnya, si anak akan sulit bergaul dan tidak diterima oleh lingkungannya atau dikucilkan.

Untuk mencegah hal tersebut, orang tua tak perlu membatasi pergaulan anak. Namun, orang tua perlu tahu dengan siapa anak bergaul. Dan memberi pengertian ke si kecil bahwa jika bergaul dengan orang yang baik, maka akan ikut baik, tapi jika bergaul dengan orang yang tidak baik, maka akan menjadi tidak baik pula.


Kemudian memberi contoh perkataan yang baik. Janganlah menyuruh anak berkata baik, tetapi orang tuanya sendiri melakukan sebaliknya. Biasakanlah pada anak untuk mengucapkan kata-kata yang baik. Misalnya saja jika ada yang memberikan sesuatu pada kita, maka ajari anak untuk mengucapkan "Terima Kasih".

Pengulangan perilaku atau kata-kata secara terus menerus bisa menjadi watak seseorang.

Jadi, jika anak dibiasakan untuk berbicara baik, maka dengan sendirinya perilaku atau perbuatan si anak akan menjadi ikut baik pula. Perlu diingat, bahwa untuk anak-anak, jangan pernah menggunakan kata-kata "Jangan atau Tidak". Karena semakin dilarang, anak akan semakin melakukan.

Jadi, pilihlah kata-kata yang tepat dan bisa diterima oleh anak.

Related Posts:

Tanda Bayi Mulai Mandiri Secara Bahasa

Tanda bayi mulai mandiri sesungguhnya ada beberapa hal diantaranya adalah mandiri secara bahasa.  

Baca juga: Hadapi Anak Suka Bicara Kasar

Pada umumnya memasuki  usia lima bulan, tumbuh kembang si kecil tampak pesat. Setiap bayi memiliki fase yang variatif tergantung gizi, pola asuh dan psikologis bayi itu sendiri. 



Dia semakin paham kegunaan tangan dan kakinya. Minatnya pada hal-hal lain di luar dirinya, sejalan dengan minatnya pada dirinya sendiri. 

Rasa ingin tahunya mulai tumbuh. Kemampuan melihatnya yang sudah berfungsi dengan baik otomatis meningkatkan minatnya terhadap hal-hal yang ada disekitarnya. Tanda bayi mulai mandiri secara bahasa dengan tanda-tanda berikut :


  1.  Bisa berteriak-teriak ketika ditinggal sendiri atau tak ada orang di dekatnya.
  2. Dapat menciptakan bunyi-bunyian dengan lidah dan bibirnya. Bunyi yang paling sering terdengar adalah suara berdecak dan menggumam.
  3. Mulai mempelajari suara-suara disekitarnya kemudian menirunya. Ini merupakan mekanisme bayi untuk memulai mengasah  kemampuan bicaranya. Sehingga anda akan sering mendengar bayi menggumamkan suku kata atau suara yang sama berulang kali, seperti “ya-ya-ya-ya” "aaah-aaah", "eee-eee", atau "oy-oy-oy".
  4.  Bisa mengeluarkan suara yang berbeda saat lapar atau BAB.
  5. Jika diajak bercanda bisa mengungkapkan rasa senang dan gembiranya dengan tertawa.
  6. Mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik yang diperdengarkan, adakalanya dengan mendekat.


Related Posts:

Manfaat Daya Imajinasi Yang Dimiliki Anak



Pada sekitar usia 18 hingga 20 bulan, kemampuan verbal pada batita memang belum berkembang dengan baik, sehingga sedikit sulit untuk mengetahui apa yang ia pikirkan. Tapi balita dapat melihat daya imajinasinya ketika ia meniru objek yang ia lihat di sekelilingnya.. Selain meniru apa yang Anda lakukan, ia juga seolah melakukan kegiatan rutinnya dengan berpura-pura bercerita dengan boneka selayaknya pada temannya. 


Memiliki imajinasi adalah kondisi alamiah anak-anak. Karena kondisi alamiah, maka mengembangkan imajinasi anak juga merupkan cara mendukung kekuatan alamiah anak. Daya imajinasi yang dimiliki anak Anda dapat membantunya dalam hal:

Mengembangkan komunikasi; Anak yang melakukan permainan imajinasi atau mendengarkan cerita tentang dongeng cenderung memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik. Mungkin Anda belum melihat keuntungan dari aktifitas ini hingga usianya bertambah di tahun depan. Nantinya kosa-kata anak Anda berkembang dengan cepat. Yang Anda sedang lakukan adalah menyiapkan pondasinya dari sekarang.
Menjaga anak tetap kreatif; Karena imajinasi bersifat lentur, yang kemudian membuat anak memiliki daya asosiasi yang tinggi, maka hal inilah yang membuat anak-anak kreatif.. Tapi kebiasaan yang berimajinasi dengan cara seperti ini, membuat anak menjaga potensi imajinasinya. Jika kita memutus imajinasi anak, apalagi jika dilakukan secara intens, maka siap-siaplah anak akan menjadi tidak imajinatif. Artinya, daya penciptaannya akan rendah (atau bahkan mati).


Mengambil Kendali ; Aktifitas berpura-pura membuat anak Anda bisa menjadi siapapun yang ia mau. Ia menjadi mampu mengeksplor emosi positif, berlatih hal yang ia pelajari, dan menciptakan situasi menjadi sesuai yang ia inginkan. Kegiatan imajinasi seperti memandikan bonekanya memberinya rasa memiliki kendali dan menguasai meski dalam situasi yang belum ia kenal.  
Memperluas dunia anak; Pikiran tidak hanya mengolah apa yang pernah dilihat, tetapi juga menciptakan apa yang lebih pernah disaksikan. Itulah imajinasi. Inilah yang membuat dunia anak begitu luas. Rasa ingin tahu berpadu imajinasi adalah pembentuk pengetahuan yang dahsyat.

Memecahkan Masalah; Membangun situasi imajinatif mengajarkan anak Anda berpikir kreatif. Kreatifitas ini yang akan menjadi modal penting dalam memecahkan masalah. Sebuah penelitian yang dilakukan di Case Western Reserve University menunjukkan bahwa anak yang imajinatif di waktu kecil memiliki kecenderungan untuk mempertahankan imajinasinya saat ia menjadi besar. Ia juga menjadi pemecah masalah yang lebih baik. Telah terbukti dalam kehidupan bahwa orang yang imajinatif memiliki lebih banyak cara yang bisa diambil ketika menghadapi tantangan dan situasi yang sulit.

Related Posts:

Label