Memang tak mudah sama sekali untuk mengajarkan anak untuk meminta maaf. Apalagi ketika anak masih berusia belia, antara 2-3 tahun.
Usia segitu, anak masih belum mengerti benar apa itu meminta maaf dan memberi maaf. Biasanya anak baru mulai paham ketika mereka berusia 4-5 tahun.
Meskipun begitu, orangtua harus selalu menanamkan dan mencontohkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan harapan, anak akan semakin mudah memahami akan arti meminta maaf dan memaafkan. Orang yang pemaaf akan disayang Tuhan.
Perlu diketahui bahwa mengajarkan anak untuk meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain, ada banyak manfaatnya. Apa saja ya.
1. Melatih empati.
Penjelasan arti saling memaafkan ini bisa memupuk rasa empati anak terhadap sesama manusia. Jika si kecil sudah biasa mengucapkan maaf, dia akan cenderung lebih empati dari anak seusianya.
2. Melatih keberanian.
Meminta maaf itu memang sulit. Bukan hanya anak-anak saja, terkadang orang dewasa pun sulit untuk melakukannya. Nah, sedari kecil, meminta maaf merupakan media pembelajaran awal untuk lebih berani berbicara dengan orang.
3. Melatih berinteraksi.
Anak yang mudan meminta maaaf, akan lebih luwes dalam berinteraksi dan bergaul secara sosial kepada teman-temannya.
Home » Archive for Agustus 2016
Tips Agar Anak Dekat Dengan Mama
Sudah bukan rahasia lagi kalau anak laki-laki jangan terlalu dimanjakan. Karena nantinya akan bisa berakibat kurang baik seperti menjadi anak manja, kurang mandiri dan sebagainya.
Berikut ini adalah tips untuk para ibu terhadap anak laki-lakinya.
1. Tetap memunculkan rasa hangat.
Tapi tidak lembek. Hal ini bisa dijalankan ketika seorang ibu memiliki pola asuh yang jelas, dimana ada pagar berupa batasan dan aturan yang tegas. Namun diperlakukan dengan rasa kasih sayang.
2. Memberi kesempatan untuk dekat dengan ayahnya.
Sehingga anak laki-laki akan tetap melakukan proses identifikasi gender pada ayahnya.
3. Memberi kesempatan mengembangkan maskulin anak laki-laki.
Seperti membelikan mainan yang laki banget, menfasilitasi perkembangan ketangkasan fisik dan ketangguhan menyelesaikan masalh sehari-harinya.
4. Memberikan kebebasan bermain dengan teman laki-lakinya.
Tentunya dalam batasan yang wajar dan suatu waktu.
Berikut ini adalah tips untuk para ibu terhadap anak laki-lakinya.
1. Tetap memunculkan rasa hangat.
Tapi tidak lembek. Hal ini bisa dijalankan ketika seorang ibu memiliki pola asuh yang jelas, dimana ada pagar berupa batasan dan aturan yang tegas. Namun diperlakukan dengan rasa kasih sayang.
2. Memberi kesempatan untuk dekat dengan ayahnya.
Sehingga anak laki-laki akan tetap melakukan proses identifikasi gender pada ayahnya.
3. Memberi kesempatan mengembangkan maskulin anak laki-laki.
Seperti membelikan mainan yang laki banget, menfasilitasi perkembangan ketangkasan fisik dan ketangguhan menyelesaikan masalh sehari-harinya.
4. Memberikan kebebasan bermain dengan teman laki-lakinya.
Tentunya dalam batasan yang wajar dan suatu waktu.
Related Posts:
Langganan:
Postingan (Atom)