Ingatlah bahwa memarahi anak itu bisa menimbulkan rasa tidak aman maupun rasa takut pada diri anak. Baik itu kemarahan secara lisan seperti membentak, memaki maupun marah secara fisik seperti mencubit apalagi memukul.
Jika rasa tidak aman dan takut tersebut dialami anak secara terus menerus, maka dapat mempengaruhi tumbuh kembang si anak terutama dari sisi psikologi.
Kemarahan yang diekspresikan secara lisan sampai berteriak dengan keras, maka akan menimbulkan rasa takut dan tak aman karena intonasi suara yang membuat anak merasa kurang nyaman.
Parahnya lagi, pada saat marah, orang tua tanpa sadar biasanya memberikan label kepada anak, sehingga membekas di hati buah hati kita seperti "anak nakal, dan sebagainya. Berikut dampak memarahi anak.
7 Dampak Memarahi Anak
1. Perkembangan emosi anak.
Hal ini akan mempengaruhi kemampuan anak dalam regulasi emosi dan mengembangkan emosi yang sehat. Anak bisa menganggap marah sebagai cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah karena meniru orang tuanya.
2. Perkembangan konsep diri anak.
Biasanya anak menjadi kurang percaya diri.
3. Keterampilan sosial.
Biasanya anak akan menjadi sulit bersosialisasi, kurang inisistif, takut melakukan kesalahan, sulit beradaptasi karena kurang percaya pada lingkungan.
4. Motivasi belajar.
Motivasi belajar menurun dan prestasi belajar kurang memadai.
5. Memicu munculnya tingkah laku agresif.
Karena anak akan meniru tingkah laku anaknya.
6. Kenakalan berlebihan.
Jika terus berlanjut, dapat menimbulkan kenakalan pada remaja.
7. Anak menjadi depresi.
Selain itu, juga bisa menyebabkan anak menjadi depresi.
Marah itu wajar-wajar saja. Hanya saja, orang tua perlu mengekspresikan rasa marahnya dengan tepat. Tujuannya agar anak juga akan belajar mengekspresikan rasa marahnya dengan benar.
0 Response to "7 Dampak Memarahi Anak"
Posting Komentar