Mendidik Anak memang tidak semudah yang kita kira sebelumnya. Semua orang tua pastinya mengharapkan anak-anaknya patuh. Namun sesungguhnya Anak yang patuh bukanlah dibentuk dengan cara kekerasan atau hukuman. Kepatuhan pada anak justru bisa dimunculkan dari kesadaran dalam diri anak tersebut. Orangtua sebaiknya mendidik kepatuhan anak dengan cara yang membuatnya menyadari bahwa kepatuhan adalah nilai positif.
Perilaku tidak patuh dan tidak mau melakukan aturan yang sudah ditetapkan orangtua ini biasanya mencapai puncaknya ketika anak memasuki usia 2 tahun dan akan berkurang seiring bertambahnya usia anak. Jangan anggap diri Anda gagal mengasuh anak, atau anak sengaja membuat Anda marah. Jangan beradu keras dengan balita. Semua harus melewati proses yang membutuhkan kesabaran dan usaha ekstra, dan tentunya hal ini bukanlah hal yang tidak mungkin.
Bersikap lembut ; Tegas bukan berarti harus bersikap keras, Anda bisa lebih lembut. Coba untuk mengerti perasaan mereka dan tekankan bahwa mereka harus bisa mengikuti peraturan dan arahan Anda. Karena Anak umumnya tidak dapat merespon dengan baik bila kita menghadapi mereka dengan bentakan atau amarah.
Mencoba Pahami. Anak yang impulsif kadang tidak memperhitungkan konsekuensi dari tindakannya, sehingga dia tampak liar. Cobalah untuk memahami apa yang dia rasakan dibalik aksinya itu. Misalnya saja saat melihat Anak berebut boneka dengan adiknya, Katakan padanya, “Hayo kasih dulu bergantian ya, sekarang giliran Adik dulu nanti baru kakak”,. Bagaimana kalau kita sekarang main puzzle ini dulu sampai tiba giliran kamu bermain boneka lagi?” Latihan menunggu giliran ini juga akan melatih kemampuan kontrol dirinya.
Beri contoh; Ini adalah cara yang paling efektif untuk membuat anak patuh. Beri contoh pada mereka apa yang harus mereka perbuat. Jangan sampai mereka justru melihat Anda melakukan hal yang Anda larang kepada mereka.
Menjelaskan beberapa hal dan Beri kesempatan; Jelaskan kepada mereka maksud dan tujuan baik Anda menetapkan aturan pada mereka, sehingga mereka mengerti kenapa mereka harus mematuhi peraturan yang Anda buat.
Anda tidak perlu terburu-buru dalam membantu anak mengontrol atau mengatasi dorongan-dorongan dalam dirinya. Kemampuan ini akan datang secara bertahap. Selain perlu waktu, proses ini butuh kebesaran hati dan kesabaran Anda. Jadilah contoh perilaku yang Anda harapkan dari anak, dan jangan tergesa-gesa mengambil tindakan keras terhadapnya. Selama itu Anda bisa melakukan :
- Beri penguatan positif, hargai kepatuhan anak. Jangan ragu untuk memuji dan membesarkan hati mereka ketika mereka melakukan hal yang kita inginkan. Dengan begitu mereka akan merasa lebih dihargai atas usahanya.
- Beri teguran yang efektif. Tegur ketidakpatuhan anak, ungkapkan akibat dari ketidakpatuhannya itu. Teguran yang tidiak efektif adalah bila teguran itu melukai hati anak, misalnya menyindirnya atau memukulnya.
- Mempererat hubungan dengan anak. Tunjukkan rasa sayang Anda pada anak. Luangkan waktu bersamanya, terimalah ia dan bersikaplah saling mendukung dengan cara ini anak akan lebih senang menerima aturan Anda.
Tetap realistis; Pahami proses tumbuh kembang anak, termasuk kemampuan yang mereka miliki, untuk membantu Anda saat berhadapan dengan balita dengan dorongan yang meluap-luap. Tetaplah berpikir dan bertindak realistis! Sebagai contoh, anak batita umumnya tidak tahan berlama-lama duduk di atas kursi makannya. Jadi, bila Anda memaksanya untuk tetap duduk, dia akan ‘meledak’ karena tidak bisa menahan keinginan untuk turun dari kursi makannya. Dia bisa saja membuang makanannya atau menutup mulutnya rapat-rapat. Coba cegah hal-hal seperti ini terjadi dengan mengenali keterbatasan kemampuan yang dimiliki anak. Di lain pihak, anak pun akan merasa nyaman karena tidak merasa dipaksa melaklukan hal-hal yang di luar batas kemampuannya.
Konsisten; Untuk melatih anak supaya lebih patuh Anda harus konsisten dalam menentukan peraturan. Bila hari ini Anda melarangnya bermain di jalanan, maka minggu depan peraturan ini harus tetap dijalankan, karena anak selalu mencari celah untuk bisa melanggar aturan yang dibuat orangtuanya.
Tanpa diskusi. Kemarahan adalah ekspresi wajar yang sering diungkapkan anak. Karena rangsangan yang menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada usia ini anak-anak sudah tahu bahwa kemarahan merupakan cara efektif untuk medapat perhatian atau keinginan mereka. Peluk anak dari belakang dan segera bawa ke tempat yang tenang dan aman. Ajaklah Anak berbicara dengan nada yang rendah dan lembut. Bila dia merasa dipahami, kerja sama Anda dengannya lebih mudah tercapai.
Tentukan batasan. Saat anak beraksi impulsif adalah saat dia mencoba untuk mengerti dunianya. Tapi bukan berarti Anda tidak perlu menentukan batasan atau aturan yang masuk akal untuknya. Orangtua harus memperkenalkan anak pada aturan bersosialisasi, berupa disiplin. Anak yang ingin menggambar di dinding rumah, misalnya, mungkin akan kecewa saat Anda melarangnya. Tapi dia butuh belajar bahwa dinding bukan tempat untuk mengekspresikan kreativitasnya. Lambat laun anak akan sadar bahwa dunia tidak akan berhenti berputar hanya karena dia tidak dapat melakukan semua yang dia inginkan.
Tentukan batasan. Saat anak beraksi impulsif adalah saat dia mencoba untuk mengerti dunianya. Tapi bukan berarti Anda tidak perlu menentukan batasan atau aturan yang masuk akal untuknya. Orangtua harus memperkenalkan anak pada aturan bersosialisasi, berupa disiplin. Anak yang ingin menggambar di dinding rumah, misalnya, mungkin akan kecewa saat Anda melarangnya. Tapi dia butuh belajar bahwa dinding bukan tempat untuk mengekspresikan kreativitasnya. Lambat laun anak akan sadar bahwa dunia tidak akan berhenti berputar hanya karena dia tidak dapat melakukan semua yang dia inginkan.
0 Response to "Kiat Agar Anak Lebih Patuh"
Posting Komentar