Perkembangan psikologis anak akan dialami pada saat memasuki usia 3 tahun. Sebagai orang tua sangat perlu terus membimbing dan mengarahkannya.
Jika si kecil mengompol saat usia 2-3 tahun adalah hal yang wajar. Namun batas usia anak mengompol itu tentunya hingga 7 tahun paling lama,
dan jika anak anda masih mengompol di atas usia tersebut maka sebaiknya
anda mengatasi kebiasaan buruk itu agar tidak berlangsung lama. Selain
memeriksakannya ke dokter, sebab ngompol terkadang terjadi karena
adanya kelainan pada kandung kemih anak, dan yang terpenting adalah anda juga harus tahu faktor psikologisnya.
Apa penyebab dari faktor psikologisnya?
1. Anak sedang mengalami ketakutan dan perasaan yang tidak aman secara
berlebihan.
Mungkin phobia akan kegelapan, suasana sunyi di malam hari atau bahkan tidak berani membangunkan Anda di malam hari.
2. Pola asuh orang tua , anak
terlalu sering menggunakan pampers (popok sekali pakai). Popok ini membuat anak
tidak terbiasa menggunakan kamar mandi sebagai tempat buang air kecil.
Nah, penggunaan pempress yang sepanjang waktu pada anak harus dikurangi walaupun itu membuat para ibu agak repot tapi berguna untuk perkembangan psikologis anak.
Apa yang sebaiknya dilakukan orang tua?
1. Orangtua hendaknya melatih "toilet training"
(latihan menggunakan kamar mandi) sejak dini, supaya terbiasa buang air kecil /
BAB di kamar mandi.
2.
2. Tanyakan baik-baik kepada si kecil, mengapa suka pipis di celana daripada di kemar mandi. Lalu, temukan pola mengompol anak sampai berapa kali mengompol . Ini akan memudahkan orangtua untuk mengingatkan si kecil pergi ke kamar mandi.
2. Tanyakan baik-baik kepada si kecil, mengapa suka pipis di celana daripada di kemar mandi. Lalu, temukan pola mengompol anak sampai berapa kali mengompol . Ini akan memudahkan orangtua untuk mengingatkan si kecil pergi ke kamar mandi.
3. Orang tua harus menemukan sesuatu yang menyebabkan anak merasa tertekan dan ketakutan. Beri pengertian bila takut kegelapan atau takut ke kamar mandi, maka cepat bangunkan Bunda.
4. Jangan sekali-kali mencela si kecil dengan sebutan "Si tukang ngompol". Lontaran kata ini membuat si kecil merasa dipermalukan. Akibatnya anak merasa tambah tertekan dan stress. Malah akan terus mengompol.
5. Tetap tenang, kejengkelan dan kemarahan , akan membuat si kecil semakin stress. Sebaliknya pujilah si kecil bila dalam sehari berhasil tidak mengompol dan bila perlu buatlah perjanjian akan memberi hadiah bila berhenti mengompol.
Sebagai orang tua, untuk memahami
psikologi anak butuh proses dan kesabaran.
alhamdulillah, anak saya sudah terbiasa BAK di toilet
BalasHapus