Fobia bisa diartikan
sebagai kondisi ketakutan yang teramat sangat terhadap suatu benda atau
kejadian. Ketakutan yang berlebihan ini menyerang psikis anak dan membuat
anak menjadi mudah mengingat apa-apa yang ia takutkan dan bahkan bisa terbawa
hingga dewasa.
Reaksi
fobia bisa bermacam-macam, mulai dari reaksi berteriak histeris, menangis,
marah, pingsan bahkan ada yang sampai pada kondisi kejang akibat traumatik yang
dialami si penderita.
Sebagai orang tua, perlu waspada akan macam-macam fobia yang
sering membayang-bayangi kehidupan anak. Fobia yang menimpa anak-anak tidak
bisa terus dibiarkan. Semakin dibiarkan, tingkat ketakutannya akan semakin
parah dan ini tentu tidak baik untuk kondisi psikologinya.
4 Hal Yang Dapat
Menyebabkan Fobia Pada Anak adalah :
1.
Ketakutan terhadap benda-benda tertentu
Banyak anak yang
begitu histeris ketika dihadapkan pada suatu benda, Bisa saja sebelum anak Anda menjadi penderita fobia untuk benda-benda
tertentu itu, ia pernah terluka atau tersakiti oleh benda-benda yang akhirnya
ditakutkannya itu. Misalnya saja, topeng pernah membuat anak Anda terkejut dan
kemudian menangis histeris. Karet gelang pernah melukai si anak pada saat main
ketepel. Atau bisa juga anak pernah “ditakut-takuti” oleh benda-benda tersebut,
sehingga memori yang melekat dalam ingatannya tentang benda-benda yang
ditakutinya tersebut adalah bayangan yang menakutkan. Peristiwa-peristiwa buruk
berkaitan dengan benda-benda itulah yang membuat anak Anda tidak ingin lagi
berhadapan atau berurusan dengan benda-benda yang ditakutkannya itu.
2.
Ketakutan terhadap lingkungan Sosial
Banyak anak yang
menjadi enggan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dikarenakan sebelumnya
ia pernah mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan dengan seseorang atau
beberapa orang yang dihadapinya. Misalnya, anak
pernah berinteraksi dengan seseorang atau beberapa orang yang berkarakter
pemarah dan suka menertawakan. Orang-orang seperti itu membuat anak takut dan
minder. Ia berusaha menarik diri dari lingkungan sosial manapun yang ia
hadapi karena beranggapan bahwa semua lingkungan sosial pasti menyajikan
orang-orang dengan karakter pemarah dan suka menertawakan.
Padahal perkiraannya
itu sama sekali tidak benar. Ketakutannya yang amat sangat itulah yang membuat
kesan seolah-olah semua orang baru yang dikenalnya memiliki karakter yang tidak
bersahabat dan mengancam ketenangannya. Itu sebabnya mengapa sebagaian anak
menjadi malas pergi ke sekolah ketika ia baru pertama kali terdaftar sebagai
murid. Itu pula sebaBbnya mengapa anak Anda menjadi begitu penakut untuk tampil
di depan umum saat diminta bernyanyi di acara ulang tahun atau di kemeriahan
lainnya. Takut ditertawakan atau takut dimarahi jika salah membuat anak menjadi
penderita fobia lingkungan sosial.
3.
Ketakutan terhadap hewan-hewan tertentu
Hewan-hewan tertentu
yang biasanya tidak menakutkan bagi sebagian anak, bisa menjadi sesuatu yang
sangat menakutkan untuk sebagian anak yang menderiat fobia. Ada anak yang
begitu takutnya terhadap kucing, anjing, cicak, atau bahkan takut pada monyet
yang sebenarnya lucu dan tidak berbahaya. Tidak heran jika beberapa anak
penderita fobia sangat enggan mengunjungi kebun binatang yang di dalamnya
terdapat binatang-binatang yang ia takutkan.
4.
Ketakutan terhadap kondisi tertentu
Kondisi tertentu seperti ruang gelap, lampu yang terang
benderang, suhu yang dingin, ruangan yang pengap, petir, hujan, banjir, angin
dan ombak bisa membuat anak menderita ketakuatan yang luar biasa. Banyak anak yang menolak dan lebih memilih menangis
sejadi-jadinya ketika lampu kamarnya harus dimatikan saat ia tidur. Dalam
bayangannya, kegelapan adalah sesuatu yang sangat menakutkan.
Bisa juga suatu peristiwa yang tidak mengenakkan pernah terjadi
ketika si anak melihat bagaimana banjir, angin topan, petir atau ombak menerpa
rumahnya dan melenyapkan nyawa orang-orang yang ia sayangi. Latar belakang
menakutkan seperti itulah yang bisa menjadi penyebab mengapa anak Anda menjadi
fobia terhadap kondisi tertentu.
0 Response to "4 Hal Yang Dapat Menyebabkan Fobia Pada Anak"
Posting Komentar