Kegiatan menggigit kuku pada anak memang mungkin saja menyenangkan bagi anak-anak. Padahal kebiasaan tersebut bukanlah hal yang baik, mengingat di seka-sela kuku bisa menjadi sumber penyakit.
Lebih banyak diperlihatkan pada anak usia antara 7 hingga 10 tahun dan usia remaja. Hal tersebut karena anak usia batita masih mendapatkan pengawasan orangtuanya.
Apakah benar, jika menggigit kuku termasuk gangguan psikologis? Maka untuk memastikannya, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal berikut ini.
Menggigit kuku dapat merupakan ekspresi dari adanya rasa kecemasan yang dirasakan oleh anak dan menjadi indikasi adanya ganggua psikologis anak.
Namun jika hal tersebut disertai dengan ciri-ciri lainnya, seperti adanya kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, kesulitan dalam beradaptasi, kesulitan dalam berkomunikasi dan munculnya tingkah laku yang aneh pada diri anak.
Menggigit kuku yang eksesif dapat menunjukkan tingkah laku kompulsif dan kurangnya kemampuan anak untuk menahan dorongan (impulse control).
Menggigit kuku dapat muncul pada beberapa gangguan psikologis pada anak seperti pada anak yang mengalami kecemasan berpisah dari caregiver dan sebagainya.
Tentunya untuk menentuklan apakah menggigit kuku sebagai gangguan psikologis atau tidak, perlu memperhatikan kemunculan tingkah laku lain yang mendukung dan mempertimbangkan usia anak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Benarkah Menggigit Kuku Termasuk Gangguan Psikologis"
Posting Komentar