9 Februari 2015

Menjadi Sahabat Terbaik Bagi Anak

Setiap orang tua pasti ingin menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya. Menginginkan agar di kecil dapat berbagi cerita kepada orang tuanya. Dan pada akhirnya orang tua bisa memposisikan dirinya dan bisa menjadi sahabat terbaik bagi anak. Agar si kecil dapat nyaman dalam berhubungan dengan orang tua.

Tak lain tujuan dari semua itu adalah supaya anak dapat dengan nyaman menkomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan. Namun, terkadang orang tua membatasi diri sehingga kurang bisa dimengerti oleh anak. Dari itulah orang tua harus bisa memilah keadaan.

Yang baik adalah memang orang tua harus bisa menjadi sahabat anak, maksudnya di sini sahabat yang tidak di setiap saat atau kondisi. Ada kondisi tertentu orang tua juga harus berperan sebagai pemberi informasi yang tentunya posisinya di atasnya anak.



Orang tua harus menjadi sahabat bagi anak, saran itu kerapkali muncul ketika orang tua sedang membicarakan mengenai pola asuh. Namun bagaimana wujud dari sahabat anak? Karena jika salah menghadapi buah hati, bisa-bisa si kecil malah kurang menghormati Anda sebagai orang tua. Triknya adalah tetap harus ada batasn antara anak dan orang tua.

Saat Bermain

Orang tua bisa menjadi sahabat anak hanya ketika anak bermain, atau dalam kegiatan yang menyenangkan lainnya, atau ketika anak sedang bercerita atau berbagi dengan orang tua. Sedangkan pada kondisi lain, orang tua harus tetap dalam memegang perannya sebagai pemberi informasi anak, tidak sejajar dengan anak.

Memang orang tua harus memberikan batasan yang jelas, karena anak masih kurang wawasannya dan daya nalarnya masih rendah karena masih dalam proses. Oleh karenanya orang tualah yang harus memberi batas agar anak mengerti. Jika tidak, akibatnya anak bisa "ngelunjak" pada orang tua.



Selain itu, orang tua sebagai sahabat anak bukan berarti Anda harus mengikuti semua kemauan anak, Anda tetap punya hak untuk membuat keputusan jika memang apa yang dimau anak kurang baik. Namun tentu cara penyampaiannya harus dengan baik. Pokoknya, apapun yangAnda lakukan pada anak, Anda harus tetap mengkomunikasikannya pada anak.

Misalnya saja ketika anak waktunya untuk tidur, maka Anda harus menyuruh anak untuk segera tidur. Jelaskanlah pada si kecil bahwa dia perlu istirahat karena besok tentu membutuhkan energi untuk melakukan bermain misalnya. Itu semua untuk kepentingan anak sendiri.

TetapTegas

Dari contoh di atas, Anda bisa menggunakan power terhadap anak, namun bukan dalam bentuk kekerasan atau memarahi, melainkan memberi penjelasan pada anak dengan baik. Dengan begitu, tentu anak akan paham maksud dari orang tuanya, si anak tidak merasa dibohongi atau dimanipulasi.

Dengan arahan demikian, anak akan menghargai orang tua dan mengerti norma atau nilai yang ada bahwa anak harus menghormati orang tuanya.

Terkadang pola pikir orang tua salah, mereka pikir dengan menjadi sahabat anak berarti menjadi lunak. Padahal menjadi sahabat anak itu juga harus bisa menjaga anak. Dengan bersikap tegas dan kritis kepada anak, maka Anda sudah mengajari anak untuk mengerti mana yang benar dan mana yang salah.

Dengan bersikap lunak, sebenarnya itu malah akan menjerumuskan anak yang akibatnya anak akan kurang respek dan bisa saja memanfaatkan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar