6 Januari 2015

Waspadai Pemberian Label Negatif pada Anak

Banyak sekali orang tua yang tidak menyadari pengaruh besar labelling yang diberikan pada anaknya, terutama pemberian label negatif. Pelabelan ini akan berdampak pada perkembangan konsep diri anak karena anak akan menilai dirinya seperti bagaimana lingkungan menilainya.


Menurut para psikolog, labeling merupakan kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan anak berdasarkan perilaku yang sering dimunculkan oleh anak. Pemberian label pada anak akan berdampak pada perkembangan konsep diri anak. Sedangkan yang dimaksud konsep diri adalah bagaimana anak menilai dirinya sendiri.

Kalau anak terlalu sering diberi label negatif, maka hal tersebut adalah pengkondisian agar anak terus melakukan hal positif dan konsep dia terhadap dirinya akan positif, Begitu juga sebaliknya, bila anak sering diberi label yang negatif, maka dia cenderung mengkondisikan dirinya untuk melakukan seperti hal yang dikondisikan, berbahaya sekali bukan.

Secara umum, pemberian label positif tidak terlalu beresiko dibandingkan dengan pemberian label negatif.

Dampak

Seperti pada kasus bila anak diberi label sebagai anak bodoh, maka bisa berdampak pada pembentukan konsep diri yang cenderung merasa benar bila dirinya bodoh, padahal belum tentu juga kenyataannya demikian.

Kalau anak menilai dirinya sebagai seorang anak yang bodoh, dia akan berpikir untuk menjadi lebih baik karena apapun yang dia lakukan baik gagal maupun berhasil, dia akan dicap bodoh dan sudah terlanjur menempel di kepala bahwa dirinya bodoh.


Kalau lingkungan selalu bilang si kecil sebagai anak bodoh, maka penilaian anak terhadap dirinya pun akan dipengaruhi pula oleh bagaimana lingkungan menilai dirinya. Label yang datang dari orang tua atau teman, guru dan sebagainya memiliki persamaan pada dampaknya.

Label yang datang dari siapa saja bisa melukai perasaan anak hingga bisa membuat anak semakin tidak percaya diri. Yang ada, anak akan menilai dirinya sendiri tidak bermakna dan tidak berdaya. Terlebih lagi pada budaya kita, dimana anak dalam posisi yang begitu lemah dalam konteks apapun.

Jadi, ketika anak diberi label oleh orang tua, guru atau teman, mereka cenderung bersikap menerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar