14 Januari 2016

6 Solusi Jika Anak Gemar Mengarang Cerita

Apakah anak Anda suka bermain kata-kata dan menjadikannya suatu cerita yang manis untuk dibaca? Hal tersebut bisa jadi benar karena mereka mendapatkan tugas dari gurunya untuk mengarang cerita.

Namun apa jadinya kalau anak sudah mulai mengarang cerita untuk membohongi orangtuanya? Ini yang menjadi salah satu kekhawatiran orangtua terhadap anaknya.

Perilaku memanipulasi informasi yang benar untuk kepentingan diri sendiri atau mengarang cerita merupakan salah satu tahap perkembangan yang pasti dilalui oleh setiap anak seperti layaknya tahpan berjalan maupun berbicara.

Cuma, yang menjadi pertanyaan adalah apakah anak-anak yang berusia sangat muda memang sudah mampu menciptakan kebohongan. Kita seringkali melihat anak-anak bermain pura-pura menjadi dokter-dokteran dan sebagainya.
Kalau tujuannya untuk berbohong dan membohongi orangtua, mana bisa dibiarkan. Kita harus membantunya agar menjadi benar. Meskipun anak-anak sering mengarang cerita, bukan berarti mereka akan jadi pembohong ketika sudah besar nanti.




6 Solusi Jika Anak Gemar Mengarang Cerita


Berikut ini yang bisa dilakukan agar anak tidak mengarang cerita yang tidak baik.

1. Beri respon netral.

Ketika anak mulai mengarang cerita, maka berilah respon yang netral dan tidak berlebihan. Misalnya, "Bagus ceritanya, yuk kita buat buku saja."

Cara ini dilakukan ketika kita ingin mengembangkan kemampuan imajinatif dan kreatifnya tanpa mendorong perilaku tidak jujur.

2. Bimbing anak.

Bimbinglah anak saat terjadi situasi yang rawan atau yang dapat mendorongnya untuk berbuat tidak jujur.

3. Jaga self esteem pada anak.

Orangtua perlu sering memberi penghargaan atau pujian pada anak. Misalnya saja ketika anak telah berhasil dalam suatu tugas atau mempelajari hal baru.

4. Berikan aturan dan konsekuensi yang jelas.

Pilah mana perilaku yang bisa diterima dan mana yang tidak.

5. Hargai anak jika berperilaku baik.

Pujilah kejujurannya namun tetap kembali fokus pada kesalahan yang telah diperbuat. Jujur tak berarti lepas dari tanggungjawab. Hal ini akan mendorong anak untuk tidak takut berkata jujur.

6. Jangan frustasi jika anak tetap berbohong.

Tetaplah konsisten memuji setiap kejujuran yang dilakukan anak dan menerapkan konsekuensi atas ketidakjujurannya. Dengan demikian diharapkan anak akan memahami betapa pentingnya kejujuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar