Contoh nyata lainnya adalah balita bisa berjalan, usianya berbeda-beda mulai startnya. Ada yang cepat bisa berjalan, namun ada juga yang belum bisa berjalan di usia yang standarnya untuk berjalan.
Begitu juga dengan otak anak, perkembangannya juga berbeda-beda. Ada yang cepat tanggap, ada pula yang slow, pelan-pelan kayak kura-kura yang sedang bejalan.
Sebagai orang tua, kita harus tetap bersyukur, apapun kondisi anak, wajib bagi kita untuk mendampingi dan memberikan pengajaran yang baik agar anak nantinya bisa mandiri. Yang past IQ rendah masih bisa diperbaiki dan dikembangkan.
Ada anak yang berpikir dalam hatinya, "Kenapa aku bodoh?"
Duh, kasihan sekali kalau ada buah hati yang berpikir demikian. Orang tua sebaiknya jangan memarahi, beri pengertian bahwa perkembangan otak tiap anak itu berbeda-beda walaupun ada juga yang di atas rata-rata.
Anak yang slow learner atau lambat belajarnya pada umumnya mengalami kesulitan ketika di sekolah biasa atau formal.
Pasalnya adalah mereka sulit memahami pola pikir (penalaran) yang lebih kompleks serta sulit mempelajari konsep-konsep yang baru. Hal ini akan membuat anak semakin merasa kesulitan.
Ditambah lagi apabila mayoritas kelas sudah menguasai konsep tersebut dan guru akan segera melanjutkan pelajaran pada tahap berikutnya.
Betapa sedihnya buah hati yang lambat menerima pengajaran, karena dia belum paham yang sebelumnya tapi sudah akan bergulir ke bab berikutnya.
Kondisi seperti ini jangan sampai terjadi pada buah hati kita. Karena semua itu akan membuat anak cenderung mudah cemas, memiliki konsep diri yang rendah dan mudah menyerah.
Anak akan seringkali membenci sekolah karena sepanjang hari berada di sekolah untuk melakukan sesuatu yang sulit baginya.
9 Tips Dampingi Anak IQ Rendah
1. Berikan instruksi secara lebih sederhana dan bertahap.
2. Pengulangan secara terus menerus.
Materi yang sedang dipelajari diulang-ulang sebanyak 3-5 kali. Dibutuhkan penguatan kembali melalui kegiatan praktik untuk dapat membantu proses generalisasi.
3. Selalu memberi dukungan pada anak.
4. Berilah penguatan kepada anak.
Agar anak bisa mencapai apa yang dicita-citakan.
5. Ajarkan strategi belajar yang efektif dan efisien.
6. Ikut sertakan dalam kegiatan tutorial di sekolah.
Ini biasa disebut dengan "peer tutoring" atau privat. Bukan untuk meningkatkan prestasinya, melainkan agar anak menjadi optimis terhadap kemampuannya dan memberinya harapan yang realistis dan dapat di capai.
7. Ajarkan konsep-konsep yang penting dan abaikan detil-detil yang kurang penting.
8. Bantu anak memiliki pemahaman dasar.
Mengenai konsep baru dan tidak menuntut agar ia menghafal materi dan fakta yang tak berarti buat dirinya.
9. Gunakan alat peraga.
Kalau bisa juga dengan penunjuk visual sebanyak-banyaknya. Namun jangan membingungkan si anak.
10. Tidak memaksa anak untuk bersaing.
Alangkah bijak kalau orang tua tidak memaksa anak untuk berkompetisi atau bersaing dengan anak yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
Melainkan ajaklah anak untuk tetap belajar dengan bekerjasama sehingga bisa mengoptimalkan pembelajaran. Baik bekerjasama dengan yang berprestasi maupun yang tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar